Tak Mau Terpancing Aksi Perusakan Baliho Yoyok-Joss, Ini Aksi Simpatik Relawan X-tra J055

oleh -
oleh
Relawan X-tra J055 saat membagikan nasi kotak dan es teh di pangkalan ojek foto: istimewa
Relawan X-tra J055 saat membagikan nasi kotak dan es teh di pangkalan ojek foto: istimewa

SEMARANG , sorotindonesia.com – Relawan pendukung pasangan calon (Paslon) Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang Yoyok Sukawi dan Joko Santoso (Yoyok-Joss) yang menamakan diri Relawan X-tra J055 tak mau terpancing adanya aksi perusakan baliho beberapa hari lalu. Mereka justru menggelar aksi simpatik dengan membagikan nasi kotak dan es teh di jalan depan posko pemenangan Luthfi-Yasin dan Yoyok-Joss, Jalan Raya Ngaliyan-Boja, Sabtu (12/10)2024) sore.

Ketua Relawan X-tra J055, Maftukin alias Maskin Sadewo mengatakan, demokrasi di era kaum milenial tidak perlu risau dengan persoalan baliho. Sebab, kata dia, berbagai platform media sosial yang ada sudah cukup maksimal untuk kegiatan kampanye pengganti baliho.

“Kita aksi damai saja untuk kampanye. Kalau soal baliho, kan masih banyak media sosial yang bisa dimanfaatkan. Temen-temen relawan ini kan milenial, kalau cuma bikin desain untuk medsos itu banyak yang bisa,” ujarnya santai.

Baca Juga:  Tanggapi Konflik Internal PSIS dan Pilwalkot Semarang, dr. Hayyi Ungkap Ekspresi Cinta dan Manajemen

Oleh karena itu, dirinya meminta kepada semua pihak untuk tidak terpancing dengan aksi oknum yang merusak citra demokrasi. “Kita tekankan untuk demokrasi yang sejuk, politik yang ceria karena jangan sampai generasi muda terpengaruh oleh citra buruk oknum, bahaya itu,” ujarnya.

Sejalan dengan hal itu, Maskin berharap agar generasi muda memandang positif dan bertindak dalam masa kampanye.

Baca Juga:  Deklarasi Perempuan Bangsa PKB Kota Semarang, Komitmen Menangkan Sudirman dan Ida
Relawan X-tra J055 saat membagikan nasi kotak dan es teh di pangkalan ojek foto: istimewa
Relawan X-tra J055 saat membagikan nasi kotak dan es teh di pangkalan ojek foto: istimewa

“Jangan sampai anak muda jadi antipati terhadap demokrasi, bisa membahayakan keberlangsungan demokrasi di Indonesia, khususnya di Semarang ini,” jelasnya.

Menurutnya, generasi muda harus memahami bahwa perkembangan pembangunan dan teknologi yang ada tidak lepas dari demokrasi atau produk politik.

DPSP

“Kebijakan yang ada ini kn dari legislatif dan eksekutif, ini berasal dari proses demokrasi, pemilihan umum, termasuk pemilihan wali kota,” paparnya.

Comments

comments