Menjelang hari pencoblosan, survei Terkini Paslon Ahok- Djarot dan Anies- Sandi bersaing ketat sehingga antar lembaga survey membuat trend elektabilitas diantaranya ada lima lembaga survey yang telah merilis analisa surveynya, yakni SMRC, LSI Dennya JSA, Median, Indikator Politik, SPIN (Survey dan Polling Indonesia), dan Charta Politika. 5 lembaga survey unggulkan Anies-Sandi dan 1 lembaga survey yang mengunggulkan Ahok-Djarot.
Jakarta.sorotindonesia.com— Survei Terkini Ahok-Djarot Bersaing Ketat Dengan Anies-Sandi.Berdasarkan akumulasi data yang telah dihimpun oleh SI, menjelang pencoblosan Trend elektabilitas antara Paslon nomor 2, Ahok-Djarot dengan Paslon nomor 3, Anies-Sandi berkutat di angka 3% untuk memperebutkan perolehan suaranya.
Meskipun demikian, survey tersebut tidak bisa menjadi patokan pasti tentang siapa yang akan mendulang suara terbanyak pada Pilkada DKI 2017 putaran kedua mendatang.
Ahok-Djarot Menang
Ahok-Djarot unggul menurut Survei dari Charta Politika, Politika wave, Kompas dan Medsos (menurut sentrigram analyst)
antara lain:
-
Charta Politika
Satu-satunya hasil survei yang mengunggulkan pasangan Ahok-Djarot adalah Survei Charta Politika yang dirilis pada Sabtu (15/4). Menurut survei Charta Politika, elektabilitas pasangan Ahok-Djarot 47,3% sedangkan elektabilitas pasangan Anies-Sandi 44,8%.
Survei Charta Politika dilaksanakan pada 7-12 April 2017, melibatkan 782 responden, dan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Anies-Sandi Unggul Di Lima Survey
- Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
Hasil survei SMRC dirilis pada Rabu (12/4), dan hasilnya pasangan Anies-Sandi unggul tipis dari pasangan Ahok-Djarot. Elektabilitas Anies-Sandi 47,9 persen sedangkan Ahok-Djarot 46,9 persen. Ada 5,2 persen responden menyatakan tidak tahu dan tidak menjawab.
Survei SMRC ini dilaksanakan pada 31 Maret-5 April 2017 dengan jumlah responden 800, dan margin of error sebesar 4,7 persen.
- LSI Denny JA
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dirilis pada Kamis (13/4), dan menyebutkan bahwa elektabilitas pasangan Anies-Sandi adalah 51,4 persen sedangkan pasangan Ahok-Djarot 42,7 persen.
Survei LSI Denny JA dilaksanakan pada 7-9 April 2017, dengan responden 440 orang, menggunakan metode multistage random sampling dan margin of error 4,8 persen.
- Media Survei nasional (Median)
Hasil survei Median dirilis pada Sabtu (15/4), dan hasilnya Anies-Sandi unggul dengan tingkat elektabilitas 49 persen dibandingkan Ahok-Djarot 47,1 persen.
Survei Media dilaksanakan pada 13-14 April 2017 dengan melibatkan 550 responden. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error sebesar lebih kurang 4,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
- Indikator Politik
Hasil survei Indikator Politik dirilis pada Sabtu (15/4), dan hasilnya Anies-Sandi unggul tipis dengan elektabilitas 48,2 persen dibandingkan Ahok-Djarot 47,4 persen.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, survei ini dilaksanakan pada 12-14 April 2017 dengan jumlah responden 495. Survei dilakukan dengan menggunakan metode stratified systematic sampling, dengan margin of error sekitar 4,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Meski Anies-Sandi unggul, namun Burhanuddin menyatakan tidak dapat menyimpulkan siapa yang akan menang pada Pilkada DKI 2017 putaran kedua, karena selisih elektabilitas kedua calon sangat tipis.
- Survei dan Polling Indonesia (SPIN)
Hasil survei SPIN dirilis pada Sabtu (15/4), dan hasilnya pasangan Anies-Sandi unggul dengan tingkat elektabilitas 52% dibandingkan elektabilitas Ahok-Djarot 43%. Ada 5% pemilih yang belum menentukan pilihan.
Survei SPIN dilakukan pada 8-13 April 2017 dengan wawancara tatap muka terhadap 761 responden. Margin of Error survei ini sekitar 3,1%.
Pasca Debat Publik
Setelah final debat kedua, Trend dukungan terhadap Anies-Sandi menurun, demikian penilaian yang diberikan oleh Lembaga survey kompas.com. Sedangkan trend dukungan terhadap Ahok-Djarot terus meningkat.
Berita terkait:
Namun kembali kepada masyarakat pemilih itu sendiri, jika memang akan menegakkan pemilihan yang berkeadilan, aman, damai tanpa diwarnai oleh “money politic” serta demokratis sehingga dapat terpilih pemimpin yang amanah, jujur dan berkeadilan yang berdiri di atas semua kepentingan publik. (Berbagai sumber)
(Bhq)