Sebuah Renungan dengan belajar dari nyanyian alam akan merengkuh hakikat kebenaran
Oleh: Maszwin Sang Pengembara.
(update 04 Mei 2016 23:16)
SII.Kuta.Ketika sang mentari nan cantik itu tiba di peraduannya, sang gulita pun menyambut dengan pekat dan heningnya.
Lihatlah ombak yang menderu bergemuruh itu tak pernah protes kepada pekatnya sang malam…
Ia tetap berpentas ria mengumandangkan lagu dawai asmaradanannya di panggung lautan yang terbentang luas membiru..
Begitupun dengan semilir angin senja tak sekejappun ia berhenti dari nafas wanginya, yang konon menyejukkan seantero hati yang tengah dilanda gulana..
Apalagi..nun jauh di kedalaman segara, ribuan mata tak pernah merasa buta meskipun dilanda pekatnya malam, tak pernah kecewa dengan air garam disekelilingnya..
Walaupun tiada senyum manis sang rembulan atau bintang gumintang di atas sana…
Tahukah bahwa lokan dan ikan tak pernah khawatir dengan rizki dan hidupnya..
Tak pernah memungkiri bahwa ada bagiannya untuk esok dan keesokannya..
Tiada pernah makar atau demo meskipun gelombang dan badai memporak porandakannya…
Tiada pernah tahu kalimat “SABAR” atau “SYUKUR”… Yang ia tahu hanyalah sebuah NALURI atau INSTING…
NALURI untuk sekedar mengerti tentang arti SYUKUR dan SABAR.. NALURI tentang TUHAN dan Ke-Tuhanan……… 🙂 *)Kuta 15102013
Pantaskah kita yang dianugerahi gelar sang “Insan”
Punya mata…telinga…raba..dan rasa..
Tak bisa menatap ketika gemerlapnya kebenaran itu CERAH..
Tak dapat mendengar saat guntur panggilan itu menggelegar..
Tak pandai meraba padahal semerbak aroma nirwanaNya..
Tak bisa merasa padahal ada kehadiranNya…
Meradang seakan tiada setetes air padahal hidup di perbatasan samudera luas…
Merintih perih..padahal tak ada luka nestapa..
Hanya lantaran putus asa karena sempit kalbunya..
Dan kerontang jiwanya…
Cobalah diam pada kedalaman palung nurani yang paling dalam..
Padamkan cahaya yang menipu di permukaan..
Dan nyalakan lentera Illahi ..
Disana ada ..seolah-olah sebuah telaga dengan gemericik air yang tenang..
Sementara pohon iman yang kokoh dan rindang meneduhkan segala suasana..
Renungkan.. betapa indah mempesona..tak kan terucap dengan kalimat mutiara manikam manapun yang pernah ada
Tak terukur dengan decak kagum sekalipun..
Hanya ternganga..dengan kedamaian jiwa ..melayang terbang..ke alam entah berentah..
Iringan tembang-tembang semilir angin membisikkan kata yang paling indah..
Sementara deburan ombak bertalu-talu bak musik lokananta..
Dan …akan menemukan hakikat kepada sang pencari Al-Haq
Dengan belajar dari nyanyian alam (MSP.SII)