BANDUNG – Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. Rd. Asep Kadarohman, MSi., hadir untuk membuka sekaligus menyaksikan gelaran pentas seni Euphoyria Djamoe #6 tahun 2017 di Taman Barety UPI, Kota Bandung, Sabtu (20/10/2017).
Acara yang diselenggarakan oleh FPSD UPI selama 3 hari dari tanggal 20-22 Oktober 2017 ini dikemas meriah dari siang hingga malam hari dan menghadirkan pertunjukan kesenian yang beragam, seperti pertunjukan musik, tari, seni rupa dan bahkan kolaborasi seni tari dan musik dengan pertunjukan video maping.
Rektor UPI seusai menyaksikan pertunjukan seni tari pada pembukaan Seni Euphoyria 2017 ini, memberikan apresiasinya dan mengaku bangga atas kreatifitas yang ditunjukan oleh mahasiswanya tersebut, “Saya mengajak mereka (panitia dan penampil) untuk kreatif dalam mengelola acara ini dengan sebaik-baiknya. Acara ini juga sebagai program pengajaran buat mereka bagaimana mengelola suatu kegiatan dengan baik, dan itu sudah terlihat hasilnya,” ucap Rektor kepada wartawan, Jumat (20/10/2017).
“Saya melihat bahwa mereka lebih dewasa dan pengalaman yang lebih baik dalam meng-organize acara ini dan juga ada sisi khas, tapi secara keseluruhan mereka sudah lebih dewasa dalam mengelola,” ujar rektor saat menjawab pertanyaan wartawan perbedaan yang dirasakan antara Djamoe #6 dan gelaran Djamoe tahun-tahun sebelumnya.
Rektor menambahkan lebih lanjut, “Kita berkeinginan membuat Djamoe ini semacam destinasi untuk membuat masyarakat bahagia, gembira dan bisa keluar dari rutinitas, “harap rektor. “Itu penting dalam hidup,” imbuhnya.
“Jadi, kita ingin regulary ada program-program seperti ini, namun saat sekarang sedang didiskusikan di tingkat fakultas, bentuknya seperti apa,” terangnya.
Informasi yang diperoleh sorotindonesia, beberapa penampil pada pentas seni Euphoyria ini memang bisa dikatakan luar biasa, karena ada yang bisa mengemas pertunjukannya sampai ke luar negeri, seperti grup kesenian Ramayana UPI yang beberapa waktu lalu tampil di India. Menanggapi itu rektor mengatakan, “Saya kira itu menunjukan potensi, itu produk dari sebuah proses yang baik sehingga bisa dipercaya oleh masyarakat, tidak hanya masyarakat didalam negeri tetapi juga masyarakat di luar negeri,” ucap rektor.
Acara Seni Euphoyria Djamoe #6 yang bertepatan dengan rangkaian acara Dies Natalies UPI yang ke-63, Rektor berharap agar UPI semakin berkualitas dan berdaya saing, “harapan kita juga mahasiswa semakin produktif mengembangkan dirinya dan mempunyai kontribusi kepada pengembangan karakter pada pola kebangsaan, sekaligus tema ini kita angkat kepada seni-seni tradisional, dengan seni tradisional kita akan lebih mencintai dan memiliki bangsa,” pungkas Rektor Upi, Prof. H. Rd. Asep Kadarohman, M.Si.
Sore menjelang senja di hari pertama Seni Euphoyria, diwarnai pertunjukan grup musik Kyai Fatahillah. Penampilannya cukup memukau pengunjung dengan mengantarkan kolaborasi musik tradisional, biola, dan band modern dalam satu irama musik yang mempesona.
Dikesempatan terpisah, Danti, panitia Djamoe #6 mengungkapkan kepada sorotindonesia bahwa di Euphoyria 2017 istimewanya ada performance dari luar negeri yang akan ikut tampil, seperti dari Filipina, Jepang dan Australia. Selain itu ada workshop dan dialog tentang musik tradisi dan tari serta songwriting.
“Ada juga pertunjukan video maping yang digelar 3 hari, termasuk di penampilan Ramayana dan visual yang akan me-maping gedung Isola,” terang Danti menambahkan. (St)