Kurang lebih 250 orang berunjuk rasa di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) di Jl Sam Ratulangi, Kota Jayapura, Kamis (26/5/2016). Mereka memprotes kelompok yang menyuarakan pemisahan Papua dari NKRI.
Massa berasal dari komunitas masyarakat Papua dan Persatuan Gereja dan dipimpin Sonny LS dan pendeta Nico Mauri. Di tengah massa, ada anak-anak, ada juga tokoh adat. Mereka membawa bendera Merah Putih dan bendera Bintang Kejora, dan berkumpul di Taman Imbi. Selanjutnya longmarch ke kantor DPRD. Sepanjang perjalanan, mereka meneriakkan: ‘Stop bicara referendum, Papua adalah Indonesia’.
Massa mengutuk nama Benny Wenda yang selama ini berada di luar negeri dan melakukan kampanye Papua merdeka di Eropa. “Benny Wenda penipu. Kami ingin keutuhan NKRI,” kata salah satu koordinator aksi, Sarlen Nico.
Massa berunjuk rasa ke kantor DPRP di Jayapura dan membakar bendera Bintang Kejora, Kamis 26 Mei 2016 (Foto: Wilpret Siagian/detikcom)
|
Massa membakar bendera Bintang Kejora sebagai bentuk penolakan terhadap kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan menilai ULMWP (The United Liberation Movement for West Papua) sebagai organisasi yang melawan terhadap NKRI.
Dijelaskan juga soal sejarah Papua pada zaman perjuangan Sukarno. “Sejarah Papua masuk ke NKRI sudah sah melalui Pepera, jadi kami menolak segala bentuk organisasi-organisasi terlarang di Papua seperti KNPB, ULMWP, Bintang 14, dan semua bentuk organisasi yang melawan NKRI. NKRI harga mati,” kata Sarlen.
“Masyarakat Papua menolak adanya kelompok-kelompok liar seperti KNPB karena telah meresahkan masyarakat. Kami mendukung tindakan tegas oleh TNI/Polri terhadap massa KNPB, karena mereka hanya membuat keonaran di Papua. Kami ingin perdamaian dan pembangunan di Papua,” papar Sarlen.
Sarlen menyebutkan bendera Bintang Kejora tidak mempunyai dasar hukum yang jelas. Jika itu terus diperjuangkan, maka masyarakat Papua akan rugi sendiri.
|
“Merah Putih adalah bendera Negara Indonesia yang sudah sah, sehingga lambang-lambang atau simbol-simbol yang terlarang lain itu harus dihilangkan dari tanah Papua,” tambahnya.
Sebagai penutup, massa membaca pernyataan sikap masyarakat Papua dan membakar bendera Bintang Kejora dan bendera KNPB oleh Sarlen Nico. Kemudian pernyataan sikap diserahkan ke anggota DPR Papua, Emus M. Gwijangge dari Komisi I DPRP, Deki Nawipa dan Wilhelmus Pigay.
“Kami selaku wakil rakyat di daerah ini, siap menerima setiap aspirasi dari semua golongan masyarakat Papua,” katanya.
(try/try)