Palangka Raya, sorotindonesia.com – Puluhan sopir truk pasir melakukan unjuk rasa ke kantor gubernur tadi siang, 13/04/2017. Hal itu mereka lakukan terkait kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang telah menutup areal pertambangan pasir diwilayah kota palangka raya.
Penutupan itu sudah berjalan hampir sepuluh hari ini dan sangat berdampak kepada pembangunan di kota cantik palangka raya.
Kota yang juga di gelar sebagai kota pasir ini terhambat pembangunannya baik dari proyek pemerintah namun juga sangat berdampak kepada masyarakat palangka raya khususnya bagi pihak pengembang perumahan yang sangat mengharapkan bahan baku pasir.
Suyatmo, menuturkan kepada Media sorot indonesia menyampaikan keberatanya terhadap penutupan tambang pasir.
” kami merasa keberatan dan juga merasa kecewa terhadap pemprov kalteng menutup pertambangan pasir, ini mata pencahrian kami untuk mengnafkahi keluarga. ” ungkap pria ini sekaligus sebagai sopir truck pasir disela sela unjuk rasa.
Ditambahkan juga olehnya dia berharap pemprov bisa meninjau kembali kebijakan yang sifatnya jangan merugikan masyarakat kecil.
“Saya berharap kepada pemprov kalteng bisa meninjau kembali kebijakannya terhadap penutupan tambang pasir ini. Jangan sampai merugikan masyarakat kecil seperti kami ini. Bagaimana kami bisa menafkahi keluarga dan menyekolahkan anak – anak. ” Tegasnya.
Namun dilain pihak, penutupan tambang pasir juga menuai polemik karena para pengusaha tidak memiliki ijin untuk pertambangan galian C.
Hal itu terkait perijinan sekarang sudah ditarik ke pemerintah provinsi tidak lagi di keluarkan oleh daerah seperti kota ataupun kabupaten.