Pemerintah dalam hal ini Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku sempat terjadi kesimpangsiuran informasi atas kasus penyanderaan tujuh warga negara Indonesia oleh kelompok bersenjata Filipina. Namun, saat ini sudah dapat dipastikan bahwa penyanderaan itu memang terjadi.
Jakarta—Pemerintah Republik Indonesia akhirnya Upayakan Pembebasan 7 WNI Yang Disandera Lagi Oleh Abu Sayyaf, setelah Wapres Jusuf Kalla angkat bicara tentang kepastian adanya penyanderaan 7 ABK Kapal TB Charles yang dakuinya sempat terjadi kesimpangsiuran informasi atas kejadian tersebut. “Mula-mula diinformasikan ada, kemudian dikatakan belum ada laporan yang detail. Bukan berbeda-beda, memang sandera di daerah yang sulit itu informasinya memang terkadang tidak akurat,” kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jumat (24/6/2016).
Kalla mengatakan, pemerintah kini tengah berupaya untuk mengembalikan ketujuh sandera tersebut ke keluarga masing-masing.
“Sekali lagi soal sandera itu, tentu pihak Deplu dan BIN, TNI pasti sedang berusaha menyelesaikannya,” ujar dia.
Informasi penyanderaan awalnya diungkapkan Megawati, istri Ismail, yang merupakan juru mudi kapal TB Charles 001 dan tongkang robi 152, yang disandera kelompok tersebut. Mega dihubungi suaminya melalui sambungan telepon yang nomor panggilannya berasal dari Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Ismail memerintahkan Mega untuk mencari wartawan, kepolisian setempat, pemerintah Indonesia, dan pihak PT PP Rusianto Bersaudara.
Sehari kemudian, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Laksamana Madya TNI Widodo menyebut, ada potensi besar yang mengarah terhadap penyanderaan tujuh WNI oleh kelompok bersenjata Filipina.
Hal senada juga disampaikan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Samarinda Kalimantan Timur Yus Kasmany. Dia menyatakan, ada indikasi tujuh ABK TB Charles disandera.
“Kami memberangkatkan 13 ABK menggunakan TB Charles dari perusahaan PT PP Rusianto Bersaudara. Ketika kapal sudah dalam perjalanan pulang, dinyatakan tujuh orang tidak kembali,” kata Yus, Kamis (23/6/2016).
Kapal Toug Boat Charles Tiba di Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Sementara itu hari sabtu yang baru lalu (25/6/2016) sekitar pukul 09.00 WITA, Kapal Toug Boat Charles bersama dengan KRI Krapu 812 dan KRI Sidat 851 sebagai pengawal Kapal TB Charles telah sandar di Pelabuhan Semayang Balikpapan dengan Crew berjumlah 6 Orang yang selamat dari penyanderaan.
Nama-nama Crew antara lain sbb:
- Sdr Andi Wahyu, Mualim II, ttl Bone 23-September 1995.
- Sdr Syahril, Masinis IV, ttl Jonggowa 12 Juni 1983.
- Sdr Albertus Temu Slamet, Juru Mudi, ttl Aceh Tengah 29 Januari 1988.
- Reidgar Frederik Lahiwu, Juru Mudi, ttl
Lia Siau 7 Agustus 1990.
- Sdr Rudi Kurniawan, Juru Mudi, ttl Jakarta 31 May 1997.
- Sdr Agung E Saputra, Juru Masak,
ttl Bulu Kumba 1 Sep 1995.
Setibanya di Semayang sekitar pukul 09.40 WITA, Keenam orang Crew Kapal TB.Charles dibawa ke Mako Lanal Balikpapan untuk diperiksa kesehatan diruangan Kesehatan Lanal Balikpapan.
Kronologis Kejadian
Pantauan SII, ke-enam awak crew yang selamat tersebut selanjutnya dimintai keterangan oleh Tim Penyidik. Diperoleh gambaran kronologis kejadian antara lain.
Sebelum melaksanakan pelayaran kembali dari Philipina menuju perairan Indonesia/Pelabuhan Semayang Kota Balikpapan Prov.Kaltim atas inisiatif Crew Toug Boat Charles an. Andi Wahyu (Mualim II) melepas Track dari Tongkang kemudian dibawa ke Toug Boat dengan alasan pertimbangan untuk mengantisipasi keamanan.
kejadian pertama ABK an. Albertus (Juru Mudi) orang pertama yg ditodong oleh perompak yang naik ke Toug Boat berjumlah 5 (lima) orang dengan membawa senjata laras panjang dan pistol karena posisi yang bersangkutan sedang berada diluar para Perompak menggunakan bahasa dengan dialek Melayu kemudian menyuruh rekan2nya yg lain (Crew) untuk naik kekapal mereka.
Para Perompak tidak menamakan asal Kelompok mereka kemudian membawa alat komunikasi Radio SSB, HT dan Crew. Sedangkan data ABK yang dibawa adalah sbb:
1) Ferry Arifin (Nahkoda). 2) Muh Mahbrur Dahri (KKM). 3) Edi Suryono (Masinis II).
Sebelum meninggalkan Toug Boat ada penyampaian dari para Perompak kepada Crew yg dibawa “Kamu jgn takut kami hanya perlu uang dari Perusahaan” kemudian para Perompak pergi meninggalkan Toug boat dengan membawa 3 (tiga) orang Crew Toug boat selang waktu perjalanan 3 mil/30 Menit dari kejauhan terlihat kembali Kelompok dengan menggunakan perahu bermesin berjumlah 3 (tiga) unit dengan kecepatan tinggi mengejar Toug boat sehingga terjadi kejar mengejar antara Toug boat dengan Perahu bermesi.
Dikejar Perompak Lagi
para Perompak berhasil mendekati/merapat ke Toug boat sekitar berjumlah 8 s/d 10 orang Perompak berhasil naik keatas Toug boat dengan membawa senjata laras panjang dan pistol menggunakan bahasa Inggris membawa kembali 4 (orang) Crew adapun data keempat ABK tsb adalah sbb:
1) Ismail (Mualim II). 2)Muhammad Nasir (Masinis III). 3)Muhammad Sofyan (Oliman). 4)Robin Piter (Juru Mudi).
Sama seperti kejadian sebelumnya, para perompak meninggalkan Toug boat ada penyampaian dari para Perompak kepada Crew yang disandera “Kamu jgn takut kami hanya perlu uang dari Perusahaan” kemudian para Perompak pergi meninggalkan Toug boat.
Setelah perompak tadi sudah jauh pergi meninggalkan, Sdr Andi Wahyu (Mualim II) kemudian melanjutkan pelayaran kembali mengambil alih sebagai Captain Toug boat Charles menuju perairan Indonesia Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Panglima TNI : Penyandera motifnya Uang.
Hal senada disampaikan oleh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo selaku Panglima TNI terkait penyanderaan tujuh anak buah kapal (ABK) Tugboat Charles 001 di perairan Filipina bermotif uang. TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (24/6). menegaskan, motivasi utama para penculik itu berkaitan dengan duit tebusan. Meskipun sebenarnya pemerintah tidak menghendaki adanya tebusan itu. “Dipastikan motifnya duit. Bukan motif politik ideologi,” kata Jenderal Gatot.
Dia menjelaskan, saat ini langkah-langkah penyelamatan terhadap ABK Tugboat Charles 001 yang menarik Tongkang Roby 152 sudah disiapkan. Salah satunya, koordinasi dengan Pemerintah Filipina untuk mengatasi masalah ini. Sejauh ini yang dipakai adalah jalur diplomasi penuh.
“Diplomasi total Kemenlu (Kementerian Luar Negeri) dan Kemenhan (Kementerian Pertahanan) mengerahkan daya upaya untuk bebaskan sandera,” ujar Gatot. “Sekarang kami komunikasi intens dengan Filipina. Mereka janji bantu,” imbuhnya.
Jenderal Gatot juga menyesalkan bahwa Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan sebenarnya sudah melarang kapal-kapal asal Indonesia untuk melewati jalur di Filipina itu. Tapi, tugboat Charles itu rupanya bisa lewat. “Ini yang dipertanyakan. Sudah ada moratorium tapi kenapa kapal ini boleh lewat sana?” kata Gatot.
Dalam kesempatan itu Panglima TNI juga mengatakan bahwa Indonesia dan Filipina sudah sepakat untuk menggelar patroli bersama di kawasan tersebut. Bahkan sudah ada penanandatanganan memorandum of understanding. Pemerintah Filipina juga punya kepentingan untuk mengamankan jalur itu.
tim.SII