Pangdam III Siliwangi Resmikan Monumen Kujang Papasangan Di Gunung Bohong Cimahi

oleh -
Pangdam III Siliwangi Resmikan Monumen Kujang Papasangan Di Gunung Bohong Cimahi
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Agus Subiyanto meresmikan Monumen Kujang Papasangan, didampingi diantaranya oleh Plt Walikota Cimahi, Ngatiyana, dan Abah Alam. [Foto: PenIII]

Kujang Sumber Inspirasi Dan Motivasi Bagi Prajurit Siliwangi Dalam Membela Kebenaran

CIMAHI – Pangdam III/Slw Mayjen TNI Agus Subiyanto, S.E., M.Si., meresmikan Monumen Kujang Papasangan Brigif-15/Kujang II Kodam III/Siliwangi yang ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan batu prasasti, bertempat di Balai Prajurit Siliwangi, Jalan Lapang Tembak Selatan, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu (17/11/2021).

Monumen Kujang Papasangan di Gunung Bohong, Kota Cimahi.

Selain meresmikan Monumen Kujang Papasangan. Pangdam III/Slw Mayjen TNI Agus Subiyanto, dalam waktu yang sama sekaligus melaksanakan silaturahmi dan syukuran peresmian Monumen Kujang Papasangan tersebut serta memperingati Hari Toleransi Internasional dan Hari Pelajar Internasional.

Hadir pada acara tersebut, Irdam III/Slw, Mayjen TNI (Purn) Iwan Sulanjana, Mayjen TNI (Purn) Saurif Kadi, Para Asisten Kasdam III/Slw, Danpomdam, Kazidam, Kapendam, Kakesdam III/Siliwangi, Kasbrigif 15 Kujang II, Plt. Walikota Cimahi, Ngatiyana, beserta unsur Forkopimda, Danyonif Raider 301/PKS, Danyonif 312/KH, Kakorum 310/KK, Kapolres Cimahi, Kadis Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga, serta sesepuh Paguyuban Lingkar Alam Jabar.

Pada kesempatan itu, Pangdam mengungkapkan rasa bangga dan apresiasinya kepada Pemkot Cimahi, Paguyuban Lingkar Alam serta Brigif-15/Kujang II, yang telah memprakarsai serta mewujudkan berdirinya Monumen Kujang Papasangan yang berada di kawasan Gunung Bohong Cimahi.

Senjata Kujang merupakan salah satu senjata tradisional khas Jawa Barat yang mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9, berasal dari bahasa sunda kuno KUDI yang berarti senjata atau jimat dengan kekuatan gaib, dan HYANG yang berarti Dewa, sehingga secara harfiah, Kujang dapat diartikan sebagai suatu jimat atau senjata yang memiliki kekuatan magis Dewa di dalamnya.

“Kujang menjadi pegangan para Raja Pasundan kala itu, diantaranya Prabu Siliwangi, karena kujang merupakan perlambang kekuatan, kebesaran serta keberanian untuk melindungi diri dan membela hal-hal kebenaran,” tutur Pangdam.

Sementara itu, menurutnya dengan adanya monumen ini, selain melestarikan Filosofi dan sejarah Kujang, juga mempercantik keindahan areal Gunung Bohong, sekaligus memberikan nilai edukasi kepada masyarakat serta generasi muda terhadap peninggalan sejarah masa kejayaan kerajaan Pajajaran.

Senjata Kujang juga, sebagai senjata khas kebanggaan masyarakat Jawa Barat, dan saat ini melekat dalam nama satuan Brigif-15/Kujang II. Semoga hal ini dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi Prajurit Brigif 15/Kujang II dalam membela kebenaran.

“Mari kita bersama-sama merawat dan memanfaatkan semaksimal mungkin Monumen Kujang Papasangan ini, agar kelestariannya tetap terjaga,” pungkasnya.****

Comments

comments