Semarang [Sorot Indonesia ] – Khaul Habib Hasan bin Thoha bin Muhammad bin Yahya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Singo Barong bernuansa nasionalis. Kegiatan yang dibuka secara resmi dengan menyanyikan lagu Indonesia raya, mars Yalal wathan, pembacaan teks Pancasila, dan pembacaan biografi Habib Hasan yang dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan pengajian menunjukkan bahwa sejatinya muslim Indonesia adalah muslim yang nasionalis.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada Habib Hasan Singo Barong sebagai seorang Ulama sekaligus pahlawan bagi perjuangan Bangsa Indonesia, semalam (01/03/2018).
Hadir memberikan tausiyah kebangsaan, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dari Pekalongan, mengingatkan bahwa lagu Indonesia Raya adalah sebuah Ikrar, dan bukan sebatas lagu nasional. Diterangkannya bahwa dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya semestinya rakyat Indonesia mengahayati bahwa yang dilantunkan adalah sebuah Ikrar sebagai seorang warga negara yang berkewajiban menjaga kedamaian, kerukunan dan memajukan bangsa Indonesia.
Lebih lanjut, Habib yang juga tokoh sentral dalam JATMAN (Jam’iyyah Ahlut Thariqah Mu’tabarah and Nahdliyyah) ini juga menegaskan bahwa setiap orang yang lahir di Indonesia harus memiliki sumpah setia kepada negara Indonesia dengan berani menyatakan Indonesia tanah airku, “Keturunan Arab, Cina, India, kalau lahir di Indonesia harus berani mengungkapkan bahwa Indonesia tanah airku,” tandasnya.
Hal tersebut dinyatakan dengan tegas menghimbau dan mengajak seluruh elemen yang ada untuk menggalang kekompakan, dan menggalang kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tak hanya memupuk nasionalisme para jama’ah, Habib Luthfi juga mengingatkan untuk menyadari tentang pejuang yang terlupakan, “Ada pejuang yang kita lupakan, ialah ibu yang mencetak anak-anaknya menjadi tokoh dan kader bangsa,” ungkapnya.
Sementara, Walikota Semarang H Hendrar Prihadi dalam sambutannya menyerukan kepada semua pihak untuk terus menjaga kondusifitas yang ada, “Hari ini kita harus sepakat tidak boleh ada yang merongrong negara,” tukasnya.
Hendi, sapaan akrab Walikota Semarang, menambahkan bahwa pada masa Habib Hasan Singo Barong berjuang di negeri ini sudah plural, “pada saat perjuangan Habib Hasan Singo Barong, semua etnis sudah ada pada saat itu,” ujarnya.
Dijelaskan olehnya bahwa semua yang ada di Indonesia pada masa sebelum adanya proklamasi kemerdekaan sudah sepakat tentang keberagaman yang ada sebagai sebuah ikatan persaudaraan dalam memakmurkan bumi nusantara ini, “Semestinya semua perbedaan itu telah selesai pada tahun 1945,” tandas Hendi menegaskan.
Khaul Habib Hasan di tahun 2018 ini merupakan khaul yang dilaksanakan secara besar-besaran untuk yang pertama kalinya. Memperkuat konsep nasionalisme, kegiatan khaul dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, puluhan tokoh Jawa tengah, dan bahkan dihadiri pula oleh beberapa perwakilan tokoh agama dari selain agama Islam, serta ribuan jama’ah yang memadati sepanjang jalan raya. (ARH_SorotIndo)