Jakarta, sorotindonesia.com – Mendikbud Muhadjir Effendy melarang para siswa untuk melakukan permainan Skip Challenge yang kini sedang marak beredar. permainan tersebut sangat membahayakan jiwa siswa baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Muhadjir menegaskan, aktivitas permainan tersebut sangat beresiko tinggi pada jiwa siswa baik jangka pendek maupun jangka panjang. karena, permainan itu dilakukan dengan cara menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa waktu sehingga menyebabkan si obyek kejang dan akhirnya pingsan.
Penyebab pingsangnya objek dari permainan Skip Challenge atau pass out challenge, karena kurangnya oksigen ke otak terhenti beberapa saat. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak, dan berakibat fatal seperti terjadinya kerusakan otak atau kelumpuhan organ-organ vital lainnya. Hal ini jelas bertentangan dengan kesehatan yang memiliki resiko tinggi.
Muhadjir sangat prihatin dengan adanya permainan para siswa yang negatif dan berbahaya. Larangan ini harus dibarengi dengan pengawasan dari para guru di sekolah, supaya siswa tidak lagi melakukan aktifitas permainan tersebut, baik pada jam istirahat maupun jam pulang sekolah.
“Permainan skip challenge sangat berbahaya bagi siswa, dan ini harus diberikan larangan keras. Guru dan Kepala Sekolah perlu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa di lingkungan sekolah,” jelas Mendikbud kepada para wartawan Sabtu (11/3).
“Apa yang dilakukan sewaktu muda, akan memberikan dampak saat sudah tua. Permainan tersebut sangat membahayakan, dan akan berdampak buruk bagi kesehatan siswa,” tambahnya.
Mendikbud menganjurkan kepada para guru untuk membimbing para siswanya untuk tidak melakukan permainan Skip Challeng. Sebaliknya Kepala Sekolah dan para guru harus dapat memberikan bimbingan untuk melakukan hal-hal yang lebih positif, yang berkaitan dengan pelajaran sekolah atau yang sesuai dengan minat dan bakat para siswa.
“Aktivitas siswa saat-saat jam istirahat dan jam pulang sekolah perlu menjadi perhatian sekolah. Aktivitas yang membahayakan harus segera diberhentikan,” ujar Muhadjir.
Mendikbud juga mengajak orang tua dapat lebih aktif berkomunikasi dan memantau aktivitas anak-anaknya. Disampaikannya, peran orang tua untuk memberikan pemahaman tentang risiko aktivitas berbahaya seperti skip challenge sangatlah penting. (pr)