Melanger Les Space Bangun Kreatifitas Lewat “Today I Learned”

oleh -
Melanger Les Space Bangun Kreatifitas Lewat "Today I Learned"
Thrift Shop di Melanger Les Space, Bandung.

BANDUNG – Masa pandemi global Covid-19 sudah melewati fase kebijakan pemberlakuan PPKM darurat di tanah air, khususnya di Jawa-Bali. Fase ini diantaranya membatasi kegiatan lalu lintas masyarakat guna meredam lonjakan penyebaran virus berbahaya tersebut. Namun dampaknya saat itu, interaksi dan mobilitas masyarakat menjadi terbatas, termasuk kegiatan ekonomi, terutama di sektor pariwisata dan retail.

Seiring laju Covid-19 yang mulai bisa dikendalikan, termasuk pelaksanaan vaksinasi yang digelar pemerintah secara masif, bertahap ekonomi mulai kembali bangkit.

Menyambut hal tersebut, salasatu destinasi kuliner dan fashion di Kota Bandung, Melanger Les Space, menggelar kegiatan Today I Learned. Kegiatannya antara lain adalah thrift shop, serta pentas mini musik jadul dari vynil atau piringan hitam dan kaset pita.

“Ini kegiatan perdana kami,” kata Muhammad Rafi, Marketing Manager Melanger Les Space, yang lokasinya berada di Jl. H. Wasid, Kota Bandung, Jumat (8/10/2021).

“Niat awal kita tuh mau menggelar workshop aja, tapi seiring waktu kita merasa aktifitasnya butuh yang lebih luas lagi, bukan hanya workshop. Kita melihat dan mendengar masukan teman-teman, ternyata salasatu yang sekarang peminatnya lumayan tinggi itu adalah kegiatan thrifting, yakni belanja barang-barang bekas, barang atau fashion yang second,” ungkap Rafi.

Jadi, lanjutnya, kenapa kita harus beli baru untuk brand fashion, kalau kita bisa menggunakan fungsi dan estetikanya masih bisa dapat di barang-barang bekas.

Thrifting ini sendiri sangat diminati oleh kalangan muda saat ini karena harganya relatif terjangkau untuk produk branded. Tetap bisa gaya tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.

“Ya, akhirnya kita kumpulkan beberapa thrift shop yang ada, ternyata antusiasnya lumayan besar. Tadinya kita siapkan untuk delapan tenant doang, akhirnya kebentuk sampai sebelas tenant, kita closed. Dan itupun masih ada yang ingin gabung, tetapi ya tidak bisa. Untuk barangnya sendiri rata-rata mereka mendapatkannya dari luar negeri. Dan trhrift shop yang berpartisipasi ini sudah memperlakukan higienitasnya sebelum dipasarkan,” kata Rafi.

Promosi untuk kegiatan tersebut fokus menggunakan media sosial, karena menurut Rafi, target pangsa pasarnya cukup menjanjikan.

“Kebetulan market paling besar kita dari pengguna sosial media juga, diantaranya instagram, sehingga promosinya menggunakan media sosial,” sebutnya.

Kegiatan tersebut digelar dua hari. Jam 10.00 sampai jam 20.00 WIB dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Workshop today i learned ini kegiatannya selain thrift shop, juga pemutaran musik dari piringan hitam atau vynil sebagai rework thrift.

“Harapan kita inginnya menghapus stigma kaset pita dan vynil adalah produk ketinggalan jaman atau jadul. Sebetulnya mungkin lebih ke belum tau cara menikmatinya. Ya, kita mencoba untuk memberitaukannya. Mencoba mengapresiasi karya lebih baik lagi. Selain itu, melihat teman-teman yang umumnya menggemari musik, kebetulan di Melanger Les Space ini ada program yang menjunjung tinggi sama musik analog. Kita merasa kayak musik sekarang ini apresiasinya tidak setinggi dulu lagi. Mungkin dikarenakan sekarang akses yang lebih mudah, seperti saya kalau ingin mendengarkan musik, dengan beberapa detik bisa memilih lagu yang dicari.” pungkas Muhammad Rafi.

[st]

Comments

comments