Jakarta – Ketua Umum Persatuan Wartawan Reaksi Cepat (PWRC) Kornelius Wau menilai, calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai sosok yang diharapkan bagi masyarakat yang mendukung pemekaran daerah atau daerah otonomi baru (DOB). Ia juga meyakini bahwa pemekaran daerah akan membawa perubahan signifikan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
“Ganjar-Mahfud Md adalah sosok impian capres-cawapres terutama bagi yang berkeinginan daerah otonomi baru (DOB), dalam arti daerah pemekaran yang selama ini mereka gaungkan, untuk bisa daerahnya dimekarkan jadi provinsi, kabupaten/kota dan merembet nanti ke kecamatan dan desa,” kata Kornelius, di Jakarta, Senin (27/11/2023).
Kornelius Wau menegaskan bahwa pemilihan calon presiden juga menjadi kunci bagi pengembangan daerah-daerah yang berkeinginan untuk dimekarkan. Harapan masyarakat terhadap Ganjar-Mahfud MD adalah agar mereka dapat mewujudkan pemekaran daerah yang dianggap sebagai salah satu upaya penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan publik di berbagai tingkatan daerah.
“Ganjar menyampaikan salah satu variabel untuk bisa memajukan suatu daerah perlu adanya pemekaran, maka solusi itulah kenapa masyarakat butuh daerah mereka harus dimekarkan,” katanya.
Pemekaran daerah, lanjut Kornelius Wau, tidak hanya menciptakan struktur administrasi yang baru, tetapi juga menjadi landasan bagi peningkatan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat di berbagai tingkatan daerah. Sebab, salah satu perubahan utama yang terjadi saat ada DOB adalah pergeseran dalam ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Kehadiran institusi baru, seperti pemerintahan daerah yang baru terbentuk, membuka peluang baru bagi penyerapan tenaga kerja. Terdapat rekrutmen pegawai negeri sipil (PNS) yang signifikan dalam proses administratif dan layanan publik di daerah-daerah yang mengalami pemekaran.
“Karena di sana ada perekrutan PNS, ketika ada DOB,” kata Kornelius Wau.
Namun, lanjut Kornelius Wau, proses pemekaran daerah harus memenuhi kriteria dan aturan yang telah ditetapkan, termasuk aspek ekonomi, geografis, dan kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini mencakup peningkatan pendapatan per kapita, strategi geopolitik, dan pemerataan pelayanan publik.
Diketahui, hingga saat ini sudah banyak daerah mengusulkan pemekaran daerah. Namun, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) melakukan moratorium lantaran DOB belum sepenuhnya membawa dampak positif.
Kornelius Wau, dalam penilaiannya, menyoroti sudut pandang yang menyatakan bahwa jika DOB dianggap belum berhasil, sebenarnya bukanlah kenyataan yang tepat. Ini menandakan bahwa pemekaran daerah telah menjadi salah satu pilar dalam kemajuan negara Indonesia.
Satu contoh yang menjadi fokus perhatian adalah di Kepulauan Nias, sebuah daerah dengan keberadaan empat kabupaten/kota yang memicu aktivitas ekonomi yang signifikan. Kehadiran keempat kabupaten dan satu kota di wilayah ini telah menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang kuat, memicu perputaran perekonomian yang menguntungkan masyarakat lokal.
“Di sana terjadi perputaran perekonomian karena memiliki 4 kabupaten dan 1 kota. Ke depan sudah ada agenda untuk DOB Provinsi Nias. Tapi sampai sekarang dalam pemerintahan Jokowi masih moratorium,” kata Kornelius Wau.
Dukungan dan harapan dari masyarakat Nias terhadap DOB sangat besar. Mereka memandang pemekaran ini sebagai kunci untuk membuka potensi wilayahnya yang belum tereksplorasi sepenuhnya. Ganjar, yang telah menyuarakan dukungan terhadap pemekaran, menjadi salah satu figur yang disambut baik oleh masyarakat setempat.
“Jadi ke depan itu yang diharapkan masyarakat Nias. Masyarakat Nias akan mendukung orang yang akan melihat potensi pemekaran ini, salah satunya Ganjar yang sudah menyampaikan itu,” terang Kornelius Wau.
Namun, hal yang menjadi perhatian adalah belum adanya pernyataan resmi atau dukungan yang diutarakan oleh kedua calon presiden lainnya terkait DOB. Hal ini menimbulkan ketidakpastian dan menimbulkan pertanyaan apakah pemekaran daerah akan mendapatkan perhatian khusus di masa mendatang jika salah satu dari mereka terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
“Saya berharap, mereka juga menggaungkan hal ini agar masyarakat mengetahui bahwa ketika mereka nanti terpilih jadi presiden dan wakil presiden ada perhatian khusus untuk DOB,” kata Kornelius Wau.
Ganjar sebelumnya memang pernah menyatakan, pemekaran wilayah perlu dipertimbangkan apabila dirinya terpilih menjadi presiden RI selanjutnya. Sementara itu, pasangan capres-cawapres lainnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka belum menyampaikan terkait pemekaran daerah.
Menurut Kornelius, salah satu alasan capres lain belum punya niatan untuk melakukan pemekaran daerah karena tidak memandang sebagai instrumen utama dalam meningkatkan kesejahteraan lokal. Di sisi lain, pengalaman Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah membuatnya sangat memahami tantangan dalam pelayanan di daerah terpencil yang jauh dari jangkauan provinsi atau pusat pemerintahan.
“Dengan pengalaman itu, sangat mudah bagi Ganjar-Mahfud untuk merumuskan bahwa pemekaran itu merupakan salah satu cara untuk memperpendek rentang kendali dan pelayanan untuk masyarakat,” kata Kornelius Wau.
Data menggambarkan bahwa puluhan bahkan ratusan usulan pemekaran daerah tertahan oleh kebijakan moratorium yang diinisiasi oleh pemerintahan Jokowi. Implikasinya, jika kebijakan-kebijakan pemerintahan saat ini diteruskan, moratorium ini kemungkinan besar akan berlanjut. Hal ini mendorong harapan wilayah-wilayah yang menginginkan pemekaran akan terhenti.
Keterkaitan antara pemekaran daerah dan fokus anggaran pada pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi titik krusial dalam kebijakan pemerintahan. Meskipun IKN menjadi kebanggaan bagi masyarakat umum, hal ini tidak secara langsung meningkatkan kesejahteraan di seluruh wilayah, terutama di pulau-pulau terpencil.
“Masyarakat di belahan berbagai pulau itu tidak serta merta menikmati kemajuan dan kesejahteraan karena IKN. Tetap saja pemekaran di wilayah itu adalah satu instrumen yang bisa mempermudah tercapainya kesejahteraan di wilayahnya,” kata Kornelius Wau.
Sebaliknya, Ganjar Pranowo menunjukkan ketegasan dan kejelasan pandangan terhadap pemekaran daerah. Hal itu tentunya menjadi alasan utama mengapa Ganjar dianggap sebagai figur yang tepat dimenangkan dalam pilpres 2024
“Itu alasan kenapa Ganjar Pranowo-Mahfud Md dianggap lebih tepat menjadi calon presiden dan wakil presiden pascapilpres 2024,” tandasnya.***