MALANG, sorotindonesia.com – Sebuah kisah pilu yang menyentuh nurani publik datang dari Malang, Jawa Timur. Mbah Nasikah, seorang lansia berusia 74 tahun, harus merasakan perpisahan menyakitkan saat kedua putri kandungnya sendiri menitipkannya di Griya Lansia Husnul Khatimah. Peristiwa ini menjadi semakin memilukan karena disertai permintaan agar pihak panti tidak memberi kabar jika kelak sang ibu meninggal dunia. Namun, kekuatan media sosial membalikkan keadaan hanya dalam waktu satu hari.
Peristiwa ini bermula ketika kedua putrinya, SR dan F, yang berasal dari Surabaya, datang untuk menyerahkan Mbah Nasikah. Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra, mengaku awalnya menolak karena panti tersebut dikhususkan bagi lansia telantar tanpa keluarga. Sebagai upaya terakhir untuk mencegah niat tersebut, Arief memberikan syarat yang sangat berat, yaitu mereka tidak akan bisa menemui sang ibu lagi setelah menandatangani surat perjanjian. Di luar dugaan, kedua putrinya menyetujui syarat tersebut, dengan alasan adanya perselisihan keluarga dan ketidaksanggupan untuk merawat.
Merasa miris dengan kejadian itu, Arief kemudian membagikan kisah tersebut ke media sosial. Tak butuh waktu lama, cerita Mbah Nasikah meledak dan menjadi viral. Gelombang kemarahan dan kecaman dari warganet di seluruh Indonesia mengalir deras, ditujukan kepada kedua anak yang dinilai tega menelantarkan ibu kandungnya sendiri dengan cara yang begitu menyakitkan.
Tekanan publik yang luar biasa dahsyat itu akhirnya membuahkan hasil. Hanya satu hari setelah ibunya diserahkan, salah satu putrinya menghubungi Arief Camra. Ia mengaku sangat tertekan dengan hujatan warganet, menyesali keputusannya, dan memohon untuk bisa menjemput kembali Mbah Nasikah.
Pada Sabtu (28/6/2025) malam, janji itu ditepati. Mbah Nasikah dijemput pulang oleh keluarganya. “Jadi betul, beliau tadi malam dijemput. Setelah ini, untuk perawatan kami serahkan kembali ke keluarga,” kata Arief dalam sebuah video klarifikasi pada Minggu (29/6/2025). Peristiwa ini menjadi bukti nyata bagaimana suara kepedulian publik dapat mengubah jalan cerita yang pilu menjadi sebuah harapan untuk kembali bersatunya sebuah keluarga.