Kartini Menggugat, Sebuah Literasi Emansipasi

oleh -
oleh
Emansipasi Kartini Menggugat Sebuah Literasi
Emansipasi Kartini Menggugat Sebuah Literasi

Jakarta.sorotindonesia.com— Emansipasi wanita kini, adalah hasil perjuangan seorang sosok wanita bersahaja, ia adalah Kartini. Acap kali ia goreskan penanya dalam sebuah tulisan dan surat-surat yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah karya literasi demi wanita Indonesia masa depan. Sebagaimana sebuah tulisan literasi emansipasi berikut ini,

Kartini Menggugat,

Oleh: HBR HIMAWAN BASTARI R

April identik dengan hari Kartini, Sedari aku kecil hari kartini adalah hari selebrasi bagi negri ini,tak ubahnya idulfitri dan juga hari dirgahayu RI

Namun dari tahun tahun peringatannya lebih pada parade dan kegiatan seremoni pentas kebaya dan model sanggul terkini.

Padahal di dalam keterbatasan perempuan dijamannya Kartini berjuang bersenjatakan pena dan literasi

Surat-suratnya melintasi daratan dan lautan tak tersekat oleh dinding penghalang komunikasi.
cita-citanya mendorong perubahan emansipasi

DPSP

Tak nampak mewah memang apalagi jika dilihat dari teropong masa kini.
Namun Raden Ajeng dalam pingitan itu membuktikan bahwa literasi lah cara indah memperjuangkan emansipasi.

Baca Juga:  Tiga LSM Menuntut Tutup Anjungan Tionghoa di TMII Karena Tidak Sesuai Dengan Adat Nusantara.

Bahwa buah pemikiran yang dituliskan
Mampu melintasi lini jaman,adalah sebuah keniscayaan yang dirasakan wanita saat ini.

Zaman berganti.
Perjalanan sang waktu telah menorehkan banyak sejarah dinegri ini.
Tahun 1879 telah menjadi momentum bangsa ini utk bergerak untuk terbebas dari kolonisasi.

Yang perlu kita catat hari ini.
Seorang Kartini bukanlah designer kondang dinegeri ini.
Lebih dari itu Kartini adalah salah satu purwarupa penggiat Budaya literasi yang sedang digelorakan saat ini.

Kartini pejuang emansipasi semua pasti menyetujui.
Kartini pejuang literasi? Semua orang awam akan hal ini
Kartini diingat karena toreha. Pena literasi,bukan karena serba serbi kebaya dan sanggul yang ada saat ini
Pramoedya Ananta Toer, menulis pada buku Rumah Kaca, bahwa “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang ditelan masyarakat dan dari sejarah saat ini”.

Baca Juga:  Belajar IKHLAS dari GULA PASIR

Maka pantaslah kalo negri ini juga menisbahkan kartini bukan hanya pahlawan emansipasi tetapi juga pahlawan literasi

April bukan hanya bulan kartini
Seharusnya juga menjadi bulan literasi
Kartini bukan hanya pahlawan emansipasi.
Kartini sejati adalah pahlawan literasi

Salam Kartini Salam Literasi Salam Emansipasi. (Hbr Himawan Bastari. blog igi)

 

Siapa kini Kartini dijamanmu apa dan bagaimana peran kartini sejati yang seharusnya, bukan sekedar secara kodrati disejajarkan dengan pria akan tetapi lebih dari peran dan perjuangan untuk tampil pada perjuangan literasi sehingga emansipasipatif dan terwujud sebuah generasi muda yang lebih kreatif, inovatif dan berbudi pekerti mulia demi membangun negeri ini, Indonesia Raya yang lebih  maju, aman, adil dan sejahtera

 

( Ed by Bhq)

Comments

comments

Tentang Penulis: baihaqi

"katakan yang benar meskipun pahit akibatnya.."