BANDUNG, Penyalahguna narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) saat ini sudah pada tingkatan yang mengkhawatirkan di bumi nusantara Indonesia, narkoba bukan saja menjadi domain masyarakat perkotaan modern tetapi juga sudah merambah sampai ke pelosok desa.
Menurut data yang ada di BNN, saat ini angka penyalahguna narkoba di Indonesia sudah hampir menyentuh angka 5,2 juta jiwa yang bisa diartikan selalu ada peningkatan tiap tahunnya.
Hal ini tentunya menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah, bahkan Presiden RI Joko Widodo sudah mencanangkan perang terhadap narkoba yang ditegaskannya pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional tahun 2016 lalu di Taman Sari- Kota Tua, Jakarta.
Ikut menyikapi itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Ahmad Hadadi, saat acara deklarasi Front Anti Narkoba beberapa waktu lalu di halaman Gedung Sate Jl Diponegoro kota Bandung, menyampaikan kepada SII bahwa pihaknya sedang menyiapkan langkah dan strategi untuk menahan dan mengurangi laju jumlah penyalahguna narkoba khususnya di tingkat pelajar. “Gubernur sudah memberikan instruksi bagi kami untuk mengambil langkah-langkah strategis termasuk belanja masalah, karena yang harus kita selamatkan dari bahaya narkoba adalah ribuan orang yang saat ini duduk di bangku sekolah yang merupakan wilayah tanggung jawab kami”, jelasnya.
Untuk mengurangi dan menghambat laju penyebaran narkoba ilegal diakui oleh Ahmad Hadadi tidak bisa hanya dilakukan sendiri, upaya tersebut perlu menjalin sinergitas dengan komponen masyarakat yang lain.
“Kami saat ini bahu membahu dengan dengan pihak lain termasuk bekerjasama dengan ormas Islam di Jawa Barat untuk melakukan edukasi sebagai upaya pertahanan dari serbuan narkoba dan garda terdepan adalah pendidikan, bagaimana membuat pendidikan menjadi institusi untuk menyelamatkan generasi muda bangsa dari cengkeraman bahaya narkoba”, ungkap Hadadi.
Selain edukasi, pemprov Jawa Barat juga sedang berprogram menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi peserta didik agar terbangun komunikasi yang lebih terbuka antara pihak sekolah dan peserta didik. (Stanly)