Islam agama yang mengajarkan cinta, tidak hanya kepada orang islam bahkan non islam dan semua mahkluk lainnya. Jika akhir-akhir ini ada orang yang mengaku islam tetapi menakuti orang lain atas nama islam bisa jadi ia tidak memahami Al-Qur’an dan Assunnah dengan pemahamanan para ulama ahli yaitu para imam Madzab yang terangkum dalam karakter yang baik. Logikanya jika Al-Qur’an di ibaratkan nasi dengan lauk-pauknya dengan bahan dasar yang bermacam-macam seperti : beras, sayur, cabai dan lainnya yang menghasilkan rasa yang enak, maka jika ada orang yang melakukan tindakan terror bisa jadi ia hanya mengambil cabainya saja Islam kita adalah yang Rohmatan Lil Alamiin.
Sebenarnya Islam juga menyarankan agar kaum Muslimin mencintai dan mengasihi serta menyayangi orang lain. Islam menyarankan agar kaum Muslimin berlaku ikhlas dalam berhubungan dengan orang lain, bahkan meskipun mereka itu tidak meyakini Islam atau bahkan tidak percaya dengan adanya Tuhan sama sekali. Akan tetapi ini bukan alasan yang kuat untuk membuat kita berteman dengan siapa saja tanpa ambil pusing, tanpa peduli. Tidak mungkin kita mengorbankan ajaran-ajaran Islam yang suci ini dan berlaku masa bodoh dengan kezaliman yang dilakukan oleh orang lain. Tidak mungkin kita membiarkan orang lain berlaku semena-mena menindas sesama. Orang zalim seperti itu termasuk orang-orang yang tidak boleh kita jadikan teman. Orang zalim seperti itu tidak mungkin kita jadikan teman. Jadi tidak setiap orang harus kita jadikan teman meskipun Islam mengajarkan kita untuk mencintai dan mengasihi orang lain karena selain Islam mengajarkan itu, Islam juga mengajarkan kita untuk membenci prilaku buruk dan tindakan jahat. Sebenarnya orang yang zalim, kejam, buas dan tidak berprikemanusiaan sudah sewajarnya akan dibenci oleh orang lain dengan sendirinya. Itu sangat alamiah, meskipun orang yang bersangkutan tidak senang diperlakukan seperti itu. Di masyarakat itu selalu saja ada sekelompok orang baik-baik dan sekelompok lagi orang yang jahat-jahat (dan sekelompok lagi yang kebingungan mencari kelompok!
Ketika ada dua orang manusia yang saling tertarik satu sama lainnya dan hati keduanya disatukan dalam sebuah pertemanan yang akrab dan mereka saling menyukai kehadiran satu sama lainnya, maka kita harus melihat bahwa ada alasan yang kuat dan masuk akal atas fenomena seperti itu. Alasan yang paling masuk akal dan bisa diperhitungkan ialah karena adanya kesamaan atau keserasian antara kedua orang itu. Apabila tidak ada kesamaan antara kedua orang itu maka mereka tidak akan saling tertarik satu sama lain dan mereka tidak mungkin menjadi teman yang baik seperti sebuah pepatah dalam bahasa Inggris”Birds of the same feather flock together” (Burung-burung yang memiliki bulu yang sama akan hinggap di pohon yang sama).
Maulana Jalaluddin Rumi dalam kitabnya Matsnawi menuliskan sebuah cerita yang bagus untuk menggambarkan ini:
Cerita itu menggambarkan seorang lelaki yang bijak yang sedang melihat seekor burung gagak yang jatuh cinta kepada seekor burung bangau. Mereka berkumpul bersama-sama dan terbang bersama-sama! Orang yang bijak itu tidak habis pikir dan tidak mengerti bagaimana bisa dua ekor burung yang sama sekali berbeda segalanya karena spesiesnya pun berbeda bisa menjadi sahabat setia. Kemudian orang bijak mendekati kedua burung itu dan kemudian menemukan bahwa keduanya itu ternyata memiliki satu kesamaan unik satu sama lainnya: kedua burung itu hanya memiliki satu kaki saja!
Gagasan yang sama digambarkan juga oleh para Imam dari Ahlul Bayt Rasulullah (saw.). Misalnya, Fudayl ibn Yasar, salah seorang murid Imam Ja’far al-Sadiq (as) bertanya, “Apakah cinta dan benci itu berasal dari keimanan seseorang?” Imam Ja’far (as) menjawab, “Keimanan itu tidak lain dari cinta dan benci” Juga diriwayatkan bahwa Imam al-Baqir (as) menyatakan bahwa, “Agama itu ialah cinta dan cinta itu ialah agama”