Ibu Ini Berhasil Ubah Sampah Plastik Jadi Souvenir Khas DPSP Likupang

oleh -
Ibu Ini Berhasil Ubah Sampah Plastik Jadi Souvenir Khas DPSP Likupang
Ibu Yudith bersama Sandiaga Salahuddin Uno Selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia

Sorotindonesia.com – Likupang di tetapkan bebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yang kini lebih dikenal sebagai 1 dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Indonesia. Seiring dengan perkembangan Likupang yang pesat, maka bertambah juga jumlah produksi sampah yang tidak terkelola.

Dengan slogan “pilah, olah dan buang sampahmu pada tempatnya atau belilah produk dari daur ulang sampah”, menjadi ciri khas cover kemasan Souvenir Likupang, hasil karya Ibu Yudith Rondonuwu, putri asli tanah Likupang, Desa Sarawet, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.

Baca Juga: Bupati Minut Joune Ganda Masuk Buku The Indonesian Next Leaders

Berbagai jenis souvenir yang kini menjadi ole-ole (oleh-oleh) khas Likupang, antara lain gelang, kalung, gantungan kunci hingga kipas-kipas model klasik yang semua bahan utamanya terbuat dari daur ulang sampah plastik.

Souvenir Khas DPSP Likupang
Souvenir Khas DPSP Likupang

Berawal dari rasa prihatin terhadap sampah plastik sepanjang jalan desa-desa yang ada di Likupang Raya. Wilayah yang luas tanpa TPA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir) karena TPA Kabupaten berjarak sekitar 30 kilometer dari wilayah ini. Wilayah Likupang Raya saat ini sudah menjadi 3 wilayah yaitu Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Likupang Barat dan Kecamatan likupang Selatan.

Ibu Yudith, pada pertengahan tahun 2020 merupakan alumni Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Avestaria Fisip Unsrat Manado, yang mendirikan komunitas bernama Kelompok Pecinta Alam (KPA) Likupang. Komunitas ini digagas anak-anak muda Likupang Raya yang hobi mendaki gunung.

Baca Juga: Bupati Minahasa Utara Joune Ganda Membuka Resmi LTF 2023

DPSP

Awalnya, ia membuat kegiatan tambahan yang positif kepada anak-anak KPA Likupang bernama Bank Sampah Friendship, setelah keterusan dan kini menjadi Bank Sampah Induk (BSI) Likupang. Bank sampah ini menjadi satu-satunya Bank Sampah yang bertahan sejak didirikan dan eksis di wilayah ini,” kata alumni SMAN 17 Surabaya yang hobi menyanyi lagu Rohani Kristen ini.

“Saya bersyukur kepada Tuhan, karena niat baik saya ternyata membuahkan hasil. Dari yang tadinya iseng, saya kini bisa memberikan lapangan pekerjaan walaupun belum memberikan penghasilan tetap tapi ada dampak positif bagi masyarakat di desa saya,” ungkap istri dari Terry Rambi, yang juga seorang pecinta lingkungan.

Ibu Yudith Pemilik Souvenir DPSP Likupang
Ibu Yudith Pemilik Souvenir DPSP Likupang

Diceritakannya jika KPA Likupang ini kemudian rutin menggelar bakti sosial dari kegiatan bersih pantai dan aksi angkat sampah di pinggir jalan raya. Berkolaborasi dengan Komunitas Likupang Raya (KLiR) sejak tahun 2015 dan Baciraro Recycle pada 2021 tercetuslah ide mendirikan Bank Sampah.

BSI Likupang menerima sampah jenis plastik botol, air mineral, atau kresek dan kemasan-kemasan plastik yang dalam kondisi bersih dan kering khususnya ecobrick. Sejak awal BSI Likupang fokus mengelola sampah plastik yang sulit terurai. Perhitungannya adalah sirkular ekonomi dari sampah yang dibeli dari masyarakat, bisa terjual lagi dengan harga yang menguntungkan, setidak-tidaknya bisa membuat bisnis edukasi ini terus berputar dan artinya bertahan untuk ikut melestarikan alam,” kata penyuka gunung dan pantai kelahiran 19 Juli 1985 ini.

Baca Juga: Peresmian Puskesmas Pulisan di Likupang Timur Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Mendukung KEK Pariwisata Superprioritas

Dalam catatan awal, bisnis BSI Likupang yang berorientasi pada edukasi ini, setiap bulannya mengumpul dan mengelola sekitar 150-200 kilogram sampah jenis botol plastik atau sekitar 30-50 karung sampah saja. Saat ini dengan adanya bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) jumlah sampah yang dikelola meningkat yaitu diatas 500 kilo gram perbulannya. Peningkatan ini seiring dengan pengurus BSI Likupang yang jemput bola dengan turun ke pantai-pantai wisata dan area publik seperti terminal bus hingga ikut mengangkut sampah yang selalu berserakan di depan atau di samping gedung minimarket yang ada di beberapa titik di jantung ibukota kecamatan Likupang Timur.

Bantuan KKP RI mengarahkan BSI Likupang membentuk Tempat Penampungan Sementara/Pusat Daur Ulang (TPS/PDU) Desa Pesisir Bersih Likupang karena ada beberapa mesin pengolah sampah yang harus dikelola secara profesional. Sejak diserahterimakan Oktober lalu, TPS/PDU Likupang sudah menerima banyak orderan papan nama hingga bahan baku pembuatan souvenir. Yudith mengaku tidak takut bersaing dengan hadirnya banyak kompetitor yang ingin mengambil keuntungan dari design hasil olahan sampah plastik. Bagi finalis program Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) Kemenparekraf tahun 2023 ini, semakin banyak yang mengolah sampah semoga bumi akan semakin terjaga.

Sumber https://kkp.go.id/djprl/p4k/artikel/57746-yudith-ubah-sampah-plastik-jadi-souvenir-khas-dpsp-likupang

Comments

comments