BANDUNG, Maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di khususnya kalangan generasi muda membuat instansi dan lembaga terkait anti narkoba harus bekerja ekstra keras.
Secara persuasif sudah sering dilaksanakan sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba oleh banyak pihak, namun belum efektif menghentikan peredaran narkoba yang jenisnya terus bertambah dan juga cara peredaran serta model kemasan yang kerap berubah.
“Anak-anak remaja kita disusupi oleh narkoba, itu adalah pembodohan, tentunya ini akan menjadi kerugian karena akan menurunkan kualitas sumber daya manusia di kalangan remaja, padahal remaja kita saat ini adalah garda terdepan kemajuan bangsa ke depan”, ujar Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) kota Bandung Yeni Siti Saodah saat wawancaranya dengan SII di Pendopo disela acara Bandung Hantam Hoax beberapa waktu lalu.
BNN terus memantau munculnya narkotika jenis baru, terakhir adalah tembakau gorilla. “Itu dasarnya sudah tertera di UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, dengan adanya temuan-temuan narkoba jenis baru, itu ditambahkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes) No. 13 tahun 2016 ada sekitar 18 jenis narkotika golongan I, dan saat ini di ubah menjadi Permenkes No. 2 tahun 2017, karena bulan Januari ini ditemukan lagi 32 jenis narkotika yang masuk pada golongan I yang diantaranya untuk jenis tembakau gorilla“, jelas Yeni.
“Jaman sekarang mereka (produsen dan bandar narkoba) sudah makin berkembang dan lebih canggih lagi, bagaimana mereka mengemas bentuk-bentuk narkotika itu menjadi berbagai rupa, termasuk sejenis cairan yang kemarin kita temukan”, ujarnya.
Untuk tembakau gorilla sendiri BNN kota Bandung mengaku pernah menemukan penggunanya, namun saat itu permenkes belum ada sehingga dilakukan konseling, “Tapi sekarang sudah ada Permenkes, jadi temuan saat ini sudah dapat kita proses secara hukum”, pungkas Yeni. (Stanly)
