Konferensi pers front Pancasila,
Sabtu 16 April 2016 pukul 11.00 Wib bertempat di Graha 66 Taman Ismail Marzuki (TIM) Arief Rahman Hakim Jl. Cikini Raya No. 73 Menteng, Jakpus dengan tema menolak penyelenggaraan Simposium PKI (simposium membedah tragedi 1965, pendekatan kesejarahan) yang akan dilaksanakan di Hotel Aryaduta pimpinan Shidki Wahab (Front Pancasila) diikuti 35 orang.
1) Moderator : Alfin Tanjung (Generasi Muda Anti Komunis)
2) Pembicara/tokoh yang hadir :
a) Shidki Wahab (Front Pancasila)
b) Muis (pejuang pergerakan)
c) Hasbi Harnea
d) Rizal (Generasi Muda anti Komunis)
e) Kaswadi (anti Komunis perwakilan Jawa Timur)
3) Isi pembicaraan :
a) Shidki Wahab :
– Sebenarnya kematian 7 Jendral yang mati seharusnya yang menerima maaf, bukan PKI nya. Istilah G30SPKI dari pemerakrasa nya akan hilang, hal itu yang kita amati, sehingga tanggal 18-21 akan ada simposium di hotel aryaduta yang di lakukan wantimpres. Dalam waktu injury time mereka akan mengundang kita, kami akan menggagalkanya. Kudeta berdarah G30S/PKI tahun 196s telah menjadi lembaran merah dalam sejarah penegakan Pancasila di Indonesia sebelumnya, PKI juga telah melakukan berbagai pembunuhan kepala santri, kyai, dan penjaga NKRI, pengkhianatan terhadap Pancasila dan UUD 1945. Antara lain pada 1946, 1948, dan berbagai peristiwa sebelum G30S/PKI. Sehubungan dengan akan diselenggarakannya”Simposium Membedah Tragedi 1965, Pendekatan hari Senin Selasa 18-19 April 2016 di Hotel Aryaduta Jakarta, substansi simposium tersebut memiliki tendensi untak menghidupkan kembali paham komunisme, serta permintaan maaf kepada kebiadaban PKI. Simposium tersebut bertentangan dengan Pancasila, 1945, TAP MPRS No XXV/MPRS tahun 1966 tentang Larangan Partai Komunis Indonesia dan Underbouwnya seta ajaran Komunisme/Marsisme/Leninisme, TAP MTR RI Namor 1 Tahun 2003 Undung-Undang Nomor 27 Tahun 1999 tentang Perubahan KUHP berhubungan dengan Kejahatan dan Keamanan Negara, maka ajaran Komunis dalam segala bentuknya dilarang di Republik lndonesia. Maka itu kami Front Pancasila (aliansi para peneguk Pancasila dari berbagai daerah di Indonesia menolak diselenggarakannya simposaurm Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan. Adapun alasan penolakan adalah sebagai berikut :
1. simposium dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan legitimasi bahwa PKI adalah sebagai korban pelanggaran HAM.
2. Simposium dimanfaatkan untuk menekan Pemerintahan agar menyatakan pemintaan maaf selanjutnya memberikan rehabilitasi dan kompensasi tartadap eks PKI.
3. Simposium dimanfaatkan untuk menghidapkam kembali paham komunis yang jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia dn UUD 1945
4. Simposium hanya akan membuka luka lama sejarah sehingga menimbulkan permusuhan baru antara anak-anak bangsa
5. Rekonsiliasi telah berjalan secara natural dan tidak dapat dipaksakan sehingga para anhgota PKI telah dapat hidup damai dan bermasyarakat.
6. Hak-hak politik dan perdata para anggota PKI dan keturunan telah dikambalikan dihilangkannya tanda ET di dalam KTP. Selain itu, pada saat ini banyak kader PKI yang telah menjadi anggota DPR RI, DPRD Provinsi,DPRD Kota/Kabupaten dan menjadi Kapala Daerah di berbagai wilayah di Indonesia.
Bersama ini pula, Front Pancasila menghimbau kepada seluruh lembaga Negara, Institusi
Pemerintahan, dan Elemen Bangsa tidak mendukung dan terlibat dalam kegiatan tersebut diatas.
b) Alfin Tanjung :
– Kita akan melakukan aksi di patung tani kita akan melawan siapapun yang melaksanakanaksi tersebut. kita menginnkan pada acara hari ini depan acara utama mereka untuk menggagalkan acara yang akan mereka selenggarakan. Aksi kita akan melakukan aksi pada Hari Senin pukul 08.00 Wib bahwa acara itu adalah sah. Nama-nama kader PKI termasuk Budiman Sujatmiko akan berhadapan dengan kami kita lihat apabila PKI bangkit lagi kita akan ikut bangkit PKI mempunyai kader-kader muda kami juga mempunyai kader-kader yang akan membasmi mereka termasuk kegiatan simposium kami akan menolak kegiatan tersebut bersama dengan kawan-kawan mahasiswa. Bahwa dengan akan diselenggarakannya Simposium Membedah Tragedi 1965, pendekatan kesejarahan pada Senin hingga Selasa, 18 sampai 19 April 2016 di Hotel Aryaduta merupakan upaya melawan Pancasila, UUD 1945, TAP MPRS No. XXV Tahun 1966 (Tentang Larangan Partai Komunis Indonesia), TAP MPR RI No. 1 Tahun 2003, UU. No. 27 Tahun 1999 yang isinya ajaran komunis dalam segala bentuknya dilarang di NKRI. Sudah jelas bahwa paham komunis memang haram hukumnya berada di Indonesia. Adanya upaya mengeksiskan lagi PKI, adanya ADART PKI hasil kongres merka di tahun 2010. Di tahun 2015 dan tahun 2016 akan mencabut tap MPRS tentang PKI. Simposium tersebut bertentangan dengan pancasila dan tap MPRS tentang pelarangan PKI dan underbownya. Front Pancasila menolak diselenggarakannya “simposium membedah tragedi 1965, pendekatan kesejarahan”. Sekali lagi kami akan menolak kegiatan hari Senin pukul 08.00 Wib akan melakukan aksi penolakan mulai dari depan patung tani, sampai ke hotel arya duta, dengan maksud untuk menggagalkan simposium tersebut. Karena PKI merasa dekat dengan Jokowi, sehingga PKI merasa besar kepala dan berusaha menghilangkan dari pikiran rakyat.
c) Rizal (Generasi Muda anti Komunis) :
– Saya meminta kepada saudara-saudara saya dan teman-teman saya tidak ada kata minta masaf kepada komunis bagi saya semua itu berjalan dan tidak akan pernah meminta maaf kepada komunis. Jangan pernah memberikan maaf kepada mereka, mana ada logikanya mereka yang membunuh, menangkap dan merampok, menerima maaf. Sekarang menjadi trend, mendasarkan HAM dan demokrasi. Saya ingatkan, kami tidak akan memaafkannya, saya akan melawan, bagaimanapun konsekuensinya bila mereka melakukan itu, saya akan melawanya.
d) Kaswadi (perwakilan Jawa Timur) :
tanggal 29 maret kemarin saya di datangi tamu dari jakarta, dan menkumham untuk menemui saya dalam acara simposium. Mengapa saya di tunjuk, karena ada permintaan dari panitia, namun mereka tidak berani membicarakan tema nya, dan pada saat itu mereka juga meminta nama narasumber baik peserta. Ternyata yang namanya Taufik ismail tertolak karena pakarnya tersebut sangat paham mengenai perlawanan PKI. Satu hal yang perlu anda ketahui, membedah tragedi 65 untuk kesejarahan. Pelaku pelanggaran HAM bisa di lihat sebelum undang undang ham terjadi. Mereka sekarang tidak akan angkat senjata, mereka mematahkan undang undang tentang pembatasan PKI. Jalur politik gagal, jalur politik gagal karena penolakan di peradilan. Undang undang KKR sangat tendensius, akhirnya saya mengajukan JR ke mahkamah konstitusi. Sekarang ini mereka meminta rekonsiliasi, perlu di catat, tidak ada dasar hukumnya. Kami siap, dan kami upayakan untuk ditunda, serta di pertemuan dengan agus widjoyo, yang terakhir harus di tolak.
Pukul 11.35 Wib kegiatan selesai dan dilanjutkan pembakaran Spanduk yang berlambangkan palu arit sebagai simbol protes keras akan bangkitnya kembali PKI di Indonesia.
Catatan :
– Kegiatan penolakan kegiatan simposium PKI akan dilaksanakan pada Senin 18 April 2016 pukul 08.00 Wib di Patung Tani.