Pada Temu Sibat Nasional II di Gunung Pancar – Bogor, telah terbentuk Forum Sibat Bengawan Solo (FORSBES), dan terpilih Budi Utomo sebagai anggota Sibat Kelurahan Sewu Kota Surakarta menjadi Koordinator FORSBES.
“Forum ini sebagai wadah komunikasi dan berbagi informasi situasi-kondisi wilayah Bengawan Solo, untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengakrabi sungai dengan kegiatan positif,” ujar Budi Utomo setelah diskusi di Bogor, Selasa (19/9/2017).
Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa, yang melintasi Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan panjang mencapai 700 kilometer dan membentang di 29 kab-kota.
Tim Sibat (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) Palang Merah Indonesia (PMI) di sepanjang DAS-BS (Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo) berkomitmen untuk mengurangi dampak bencana banjir dengan merawat dan melestarikan sungai.
Sungai ini berperan vital dalam menampung dan membagi distribusi air untuk pengairan area persawahan dan pertanian lain. “Kami akan agendakan kegiatan rutin seperti bersih sungai, penyediaan tempat sampah, dan giat lainnya. Kami juga akan berjejaring dengan pemerintah dan lembaga lain untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengurangi dampak bencana,” jelas Budi.
Dampak negatif yang sering ditimbulkan saat musim hujan yaitu luapan air ke pemukiman penduduk di wilayah hulu tengah, dari Sukoharjo, Solo, Sragen hingga hilir di Lamongan, Babat, Gresik, dan sekitarnya.
“Prediksi volume dan ketinggian air sungai, dapat terpantau melalui alat pengukur debit air milik Perum Jasa Tirta. Nantinya informasi itu kami publikasikan kepada tim sibat di wilayah hulu lainnya. Juga aplikasi FEWEAS menjadi salah satu sumber informasi kami,” terangnya.
FEWEAS (Flood Early Warning Early Action System – Sistim Peringatan Dini Banjir dan Aksi Dini) berbasis android, yang dikembangkan PMI dan Institut Teknologi Bandung dengan dukungan IFRC dan Zurich Insurance Indonesia. “Sistim ini memberikan infor prediksi potensi banjir untuk 2 hari ke depan dengan interval 1 jam,” kata Letjen (purn) H. Sumarsono, Ketua Bidang Penanggulangan PMI Pusat.
Sumarsono menyambut baik terbentuknya forum ini, sebab dapat mempercepat penyebaran informasi adanya potensi bencana. “Adanya forum Sibat Bengawan Solo dan aplikasi FEWEAS ini, tentunya sangat membantu dalam pengurangan dampak banjir saat terjadi luapan sungai Bengawan Solo,” harapnya. (*)
(ARH/pmi.or.id)