Eka Santosa Usulkan Bentuk Lembaga Otorita DAS Citarum

oleh -
Eka Santosa Bicara DAS Citarum
Eka Santosa, Pegiat Gerakan Hejo dan Forum DAS Citarum

BANDUNG, Pegiat lingkungan dari Gerakan Hejo dan Forum DAS Citarum, Eka Santosa, mengusulkan pembentukan lembaga otorita untuk sungai Citarum, “Segera dibentuk semacam otorita sungai Citarum. Sudah saatnya Presiden Jokowi turun tangan langsung. Baik melalui Perpres atau Keppres”, Usulnya sesaat baru pulang dari kegiatan Rakor Pengembangan Kelembagaan Forum DAS Lingkup BPDASHL Citarum-Ciliwung Tahun 2017 di Bogor.

Usulan ini dikatakannya setelah mengetahui ada bencana ekologi di sungai Cibingbin Kabupaten Bandung Barat. Bencana yang dimaksudkannya adalah tumpahan ribuan liter oli yang diduga berasal dari PT Central Georgette Nusantara printing (CGNP) ke sungai Cibingbin beberapa waktu yang lalu.

Namun tumpahan oli sebanyak itu tidak membuatnya terkejut. “Bencana semacam ini berulangkali terjadi dalam satu dekade terakhir, Citarum sudah lama menjadi septiktank terbesar di dunia”, kritik Eka Santosa.

Baca Juga:  Sekdaprov Jabar Terima Kunjungan Gerakan Hejo, Diskusi Penanganan Sampah Kawasan Dan Asidewi

Tapi kejadian tumpahan oli ke sungai yang menurutnya memalukan ini menjadi pemicu bagi pihaknya untuk lebih intens lagi merubah nasib sungai Citarum. “Sungai Citarum yang menjadi tumpuan lebih dari 15 juta warga Jawa Barat ini penataannya sudah harus diubah. Bukan lagi dengan program asal-asalan seperti yang dicanangkan oleh pemprov saat ini. Pemprov menargetkan sungai Citarum dapat diminum pada tahun 2018 nanti. Itu mustahil”, ujar Eka.

Trilyunan Rupiah Untuk DAS Citarum

Dana sebesar trilyunan rupiah sudah dianggarkan dan dikucurkan oleh pemerintah untuk menata kondisi daerah aliran sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Barat. Sungai ini telah lama masuk dalam kategori sungai yang tingkat pencemarannya tinggi di dunia. Dan lagi jika sedang meluap, bisa menggenangi beberapa kecamatan yang dilalui. Sebut saja seperti di Dayeuhkolot, Baleendah, Pameungpeuk dan Majalaya.

Baca Juga:  Api Lalap Balegede Arsitektur Julangapak Alam Santosa, Diwarnai Kemunculan Sosok Tokoh Mirip Semar

Namun dengan anggaran yang besar tersebut, sungai yang bernilai sejarah ini masih saja dibebani berbagai pencemaran. Baik pencemaran yang berasal dari domestik maupun industri. Belum lagi volume sampah yang pertahunnya bisa mencapai ratusan ribu meter kubik. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh dan merugikan usaha pertanian dan warga yang menggantungkan hidup dari DAS Citarum. (St)

DPSP

Comments

comments