Calon Mahasiswa Kedokteran Unibraw Malang Tewas Saat Main Game Online

oleh -
Calon Mahasiswa Kedokteran Unibraw Malang Tewas Saat Main Game Online
Calon Mahasiswa Kedokteran Unibraw Malang Tewas Saat Main Game Online

Bahaya kecanduan game. Banyak di RRC, skrg juga terjadi di Indonesia. Ortu anak ini lulusan FK Unair Surabaya. Menurut sobat – dokter ahli -, penyebab kematian mendadak saat main game bisa jadi krn heart arrythmia pengaruh medan magnit akumulatif monitor komputer. Waspada bagi yang sudah punya anak remaja seneng main game sampai lupa waktu…..

Surabaya—  Game Online jika dimainkan terlalu lama hingga lupa waktu sangat berbahaya. Kasus heart arrythmia karena pengaruh medan magnet akumulatif terjadi di Mojokerto dan menimpa seorang remaja. Sekira pukul 19.00 WIB  di salah satu rumah yang berada di Jln. Mustika Bumi Sooko Permai (BSP), dan kebetulan di lantai duanya dipakai untuk game on line, ada seseorang yang sedang main game on line meninggal dunia. Menurut Facebooker Wak Gus, kejadian naas itu terjadi pada Jumat (5/8/2016). Jenazah Naufal kemudian dimakamkan Sabtu (6/8/2016) pagi.

Baca Juga:  Membludak, 127 Lansia Ikuti Pengobatan Gratis GP Ansor Kelurahan Tugurejo

Korban diketahui bernama Naufal Hanifa Fadlurrahman 18 tahun, warga Kemantren Wetan, RT 02, RT 01, Ds. Gedeg, Mojokerto. Kabar mengenai kematian Naufal Hanifa Fadlurrahman (18), salah satunya dibagikan oleh netizen Budiman Hadisantoso,

“Korban meninggal dengan posisi duduk dan menghadap ke komputer yang masih menyala,” kata Budiman.

Menurut Budiman, korban merupakan anak salah satu dokter terkenal di daerah Mojokerto.
Sesuai dg informasi almarhum yang merupakan putra dari dr.Zulfakar SpOG pemilik Klinik Mutiara Hati, bermain sejak pukul 16.00 WIB di tempat tersebut.

Baca Juga:  Merawat Wajah Dengan Ampas Teh

Setelah mendapat telepon dari Kanit Reskrim Polsek Sooko, Team PMI segera bergerak menuju ke lokasi kejadian di mana korban meninggal dengan posisi masih duduk dan menghadap ke komputer yang masih menyala.

Tetapi atas permintaan keluarga korban tidak diijinkan dievakuasi menggunakan mobil PMI dan bahkan dimasukkan kantung jenazah pun tidak berkenan.

Akhirnya jenazah  yang baru lulus SMA tahun 2016 dan sudah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dievakuasi menggunakan mobil milik Klinik Mutiara Hati.

DPSP

(bhq)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.