Memupuk Budaya Berkain dan Berkebaya Perempuan Indonesia

oleh -
Berkebaya

BANDUNG, sorotindonesia.com – Fashion nasional wanita Indonesia adalah kebaya dan berkain, ini sudah ditunjukan sejak leluhur bangsa Indonesia terdahulu sebelum maupun sesudah kemerdekaan, namun seiring dengan perubahan jaman, budaya berkain dan berkebaya lambat laun bergeser dan fashion kekinian wanita Indonesia mulai dipengaruhi oleh model dan gaya fashion dari luar negeri.

Padahal budaya berkain dan berkebaya dengan ciri khas yang melekat di dalamnya pada setiap daerah di Indonesia seakan mempunyai makna kuat mencairkan sekat-sekat yang ada di masyarakat. Hal ini tentunya membawa keprihatinan tersendiri, terlebih ketika negara tetangga mulai mencoba klaim atas kebaya. Perlu diingat bahwa kebaya dan berkain dipercaya sebagai gaya fashion yang menjadi bagian dari warisan leluhur bangsa Indonesia yang tidak bisa diukur hanya dari sisi yang sempit, tapi harus dilihat dari faktor yang lebih luas termasuk juga sejarahnya.

Iryanti Pratiwi, koordinator International Indonesian Traditional Textile Group yang aktifitasnya berpusat di London UK dan juga anggota dari Komunitas Cinta Berkain di Indonesia, ingin menggiring kembali perempuan Indonesia untuk kembali mengenal dan mencintai fashion kebaya dan berkain yang demikian elegan dan berkelas. Upaya sosialisasinyapun tak segan dengan cara mengikuti ajang seperti carnival, festival atau berkumpul di hari rabu budaya dengan berkebaya di seputaran kota Bandung termasuk menggelar diskusi-diskusi dengan mengundang narasumber yang edukatif dan berkompeten.

Untuk menunjukan konsistensinya mengkampanyekan budaya berkebaya, Iryanti yang akrab dipanggil Yanti ini menggunakan juga media internet seperti homepage dan fanpage sebagai wadah komunikasi dan menuangkan informasi, dalam homepage IITTG Yanti menulis kesan dan harapannya dengan menggunakan Bahasa Inggris berjudul Let’s Bring Back Our Kebaya & Kain to Indonesian Fashion Arena yang mengulas cerita tentang kecintaannya pada kebaya dan kain. Terjemahan isi dari kisahnya dalam Bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut;

Ketika berbicara tentang Kebaya dan Kain, pakaian tradisional ternama Indonesia, saya mengakui bahwa saya baru-baru ini menemukan diri saya tertarik dengan pakaian ini. Saya benar-benar bersyukur bahwa Mrs Nelly Andon (London) yang telah mengundang saya untuk mengambil bagian dalam kampanye IITTG ini dan telah melihat Kebaya sebagai bagian dari warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan karena perlahan-lahan di rasa menjauh dari kehidupan perempuan Indonesia.

Saat belia saya selalu memuji ibuku dan teman-temannya saat mengenakan Kebaya dan ini memiliki pengaruh yang mendalam dalam kampanye saya saat ini. Melalui IITTG saya akan berbagi beberapa cerita tentang cinta saya untuk Kebaya. Saat ini saya anggota dari kelompok kampanye pakaian tradisional Indonesia bernama KCB (Komunitas Cinta berkain) yang merupakan wadah bagi anggota komunitas berkumpul secara berkala untuk menginspirasi dan mendukung satu sama lain dalam upaya untuk menempatkan pakaian tradisional Indonesia khususnya kain (sarung) kembali ke daftar teratas dari pakaian asli Indonesia.

Saya sebagai pecinta kain dan berkebaya benar-benar percaya bahwa pakaian tersebut berciri khas yang kuat dan indah. Ketika Anda melihat seseorang yang Berkain dan Berkebaya, Anda akan segera merasakan bahwa mereka mewakili Indonesia dalam banyak hal, itu menggambarkan keaslian negara Indonesia. Mengenakan Kebaya biasanya disertai dengan rok sarung, baik secara sarung yang terbuat dari batik atau dibuat dari Ikat, Ulos atau songket, sehingga selalu melekat tekstil tradisional Indonesia, maka saya merasa kampanye Kebaya / Kain harus menjadi bagian dari kampanye IITTG dan sangat bersyukur bahwa saya di sini (IITTG) untuk berbagi cerita saya dengan Anda.

Ketika saya remaja, saya menyaksikan ibu saya dan teman-temannya mengenakan Kebaya teratur, terutama ketika mereka berada di acara formal dan acara pemerintah. Saya satu saat berbaur dengan para petinggi dan orang-orang Keraton Yogyakarta untuk menghadiri acara di mana Presiden pertama Indonesia, Soekarno hadir. Aku benar-benar memuji kecanggihan para wanita mengenakan Kebaya / Kain dengan gerakan anggun mereka, mereka benar-benar terlihat sangat khas dan berkelas. Di bawah ini adalah beberapa gambar yang saya pilih dari album lama ibuku dan gambar-gambar ini telah membantu saya untuk merefleksikan kembali pada kenangan ketika Kebaya adalah bagian dari kehidupan setiap wanita di Indonesia dan merangkul kenangan ini untuk meningkatkan kampanye saya.

Berkebaya

Mimpi dan harapan saya bahwa suatu saat nanti para pejabat pemerintah Indonesia dan staf mereka di seluruh negeri akan berusaha untuk mengabdikan satu hari dalam seminggu untuk memakai pakaian tradisional Indonesia seperti Kebaya / Kain dalam aktifitas tugasnya sehingga setiap orang mempunyai semacam kebanggaan dalam diri mereka akan warisan budaya ini. Baru-baru ini Presiden Jokowi membuat contoh yang bagus, di mana ia mengenakan kain sarung pada kunjungan resminya. Ini juga akan menjadi suatu hal yang luar biasa jika Kedutaan Besar Indonesia di seluruh dunia bisa melakukan hal yang sama sebagai cara untuk memperkenalkan warisan ini untuk pecinta kain tradisional Indonesia secara global. Tindakan ini diharapkan akan langsung mendongkrak kembali industri rumah tangga di Indonesia, menyediakan lebih banyak kesempatan kerja untuk perkembangan bisnis rumah.*

Apa yang dituangkan Yanti dalam bentuk tulisan dengan melampirkan foto-fotonya itu selain untuk dibagikan pada komunitasnya di IITTG juga bisa menjadi cerminan bagi kita tentunya untuk ikut memiliki kebanggaan dan berperan serta aktif melestarikan budaya berkebaya dan berkain dalam berbagai kesempatan dan kegiatan. (Stanley)

Comments

comments