Buntut ricuhnya antara massa FPI (Front Pembela Islam) dan LSM GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia), pada tanggal 12 Januari 2017 dimana saat Imam Besar FPI, Habib Rizieq Sihab diperiksa di Mapolda Jabar terkait dugaan penistaan terhadap Pancasila, dan kemudian berkembang serang menyerang antara kedua massa (FPI dan GMBI) di Bandung, Bekasi dan Bogor hari ini ribuan massa FPI melakukan long march dari Masjid Al-Azhar menuju Mabes Polri Jl. Trunojoyo Jakarta Selatan menuntut Kapolri agar mencopot jabatan Irjen Pol Anton Charlyan selaku Kapolda Jabar karena dianggap melakukan pembiaran terjadinya bentrok antara kedua massa FPI dan GMBI di Polda Jabar (12/1/2017)
Jakarta– Sedikitnya sekitar 5000 orang massa FPI telah berkumpul di Masjid Al-Azhar Jakarta Selatan sejak pagi hari (Senin, 16/1/2017). Usai melakukan shalat dhuha berjamaah massa FPI dipimpin langsung Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab kemudian melakukan long march menuju Mabes Polri Jl. Trunojoyo yang berjarak kurang lebih 500 meter untuk melakukan unjuk rasa yang mereka namakan aksi damai 161.
Habib Rizieq dalam ceramahnya di Masjid Al- Azhar mengatakan bahwa saat ini ada kecenderungan para ulama dibidik untuk dikriminalisasikan. “Keadilan harus ditegakkan. Semua tokoh-tokoh GNPF MUI sedang dibidik, seluruh ceramah-ceramahnya bahkan yang sudah bertahun-tahun lalu semua diperiksa, ditonton lagi dan dicari-cari mana yang bisa dikriminalisasi,”Ungkapnya.
Tuntutan Aksi 161 Akibat Ricuh FPI-GMBI
Di depan gedung Baharkam Mabes Polri massa FPI dengan membawa spanduk dan berorasi demi menuntut kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian agar Kapolda Jabar, Irjen Pol Anton Charliyan dicopot dari jabatannya, karena dianggap melindungi GMBI yang menyerang FPI. Kapolda dianggap melakukan tindakan pembiaran terjadinya bentrok antara massa FPI dan GMBI.
Habib Rizieq di Masjid Al Azhar menyampaikan bahwa pihak GNPF tidak mau adanya konflik horizontal antara ormas, oleh karena itu sebaiknya polri memproses kasus ini dan melaporkan serta memproses kapolda jabar ke propam polri. apabila hal tersebut dipenuhi maka kasus ini tidak akan dilanjutkan.
Sebelumnya dilaporkan pasca ricuhnya massa FPI dan GMBI di Mapolda Jabar pada 12/1/2017 saat pemeriksaan terhadap Habib Rizieq terkait kasus dugaan penistaan Pancasila mengakibatkan kedua belah pihak massa kemudian melakukan aksi serang menyerang dan cenderung anarkis diantaranya di daerah Bandung, Bekasi dan Bogor.
Konfirmasi Polda
Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Anton Charliyan, tak membantah sebagai pembina LSM GMBI. Ia pun tak sungkan mengakui jabatan tersebut setelah LSM binaannya disebut terlibat bentrok dengan FPI.
“Saya memang banyak membina, tetapi saya membina agar mereka beradab. Bukan hanya satu tapi banyak,” kata Anton Charliyan di Mapolda Jawa Barat, Bandung, Jumat, 13 Januari 2017.
Meski begitu, Anton mengklaim, tidak ada satu pun anggota LSM GMBI yang terlibat bentrok dan melakukan kekerasan terhadap ormas FPI.
Ia menyebut informasi di media sosial yang menyebut anggota GMBI melakukan kekerasan terhadap seorang santri tidak benar alias hoax. Masyarakat diminta tidak terprovokasi dengan kabar-kabar yang belum tentu benar.
Pihak Mabes Polri sebenarnya sudah mengetahui kegiatan “sampingan” Anton Charliyan ini. Polri juga tak keberatan bila ada anggotanya yang ikut dalam kepengurusan LSM, atau perkumpulan organisasi kemasyarakatan. Polri nyatanya memperbolehkan anggotanya ikut dalam keanggotaan ormas.
“Tidak ada larangan, jangankan pejabat, seorang Babinkabtimbas di desa diminta jadi perkumpulan tertentu itu suatu kehormatan, dengan catatan untuk tujuan kebaikan,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Rikwanto, di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat, 13 Januari 2017.
Komnas HAM Minta Polisi Bijak
Meneger Nasution selaku Komisioner Komnas HAM, meminta Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan mengklarifikasi soal keterlibatannya dengan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), LSM yang disebut-sebut terliban bentrokan dengan massa Front Pembela Islam pasca pemeriksaan Habib Rizieq Kamis lalu (12/1).Dia mengingatkan sebaiknya Kapolda Jawa Barat bersikap lebih bijak, melayani dan mengayomi, menghindari langkah-langkah yang bernuansa adu domba antar warga masyarakat.
“Kapolda Jabar sebaiknya memberi klarifikasi ke publik bahwa tidak benar pemberitaan-pemberitaan bahwa Kapolda Jabar menjadi ‘pembina’ kelompok-kelompok yang menampilkan kekerasan. Sekali lagi publik tentu berharap bahwa hal demikian tidak benar adanya,” katanya lagi.Komnas HAM sendiri mengecam segala tindakan anarkis dan kekerasan yang dilakukan oleh siapa pun dan dengan dalih apa pun. Karena hal itu diluar keadaban kemanusiaan, serta telah memicu dan mengganggu kondusivitas kehidupan masyarakat. “Pihak kepolisian hendaknya segera menuntaskan kasus tindakan anarkis dan kekerasan tersebut dengan meminta pertanggung jawaban siapa pun aktor intelektual dan pelakunya sesuai hukum yang berlaku,” ucapnya.Dia juga mengingatkan Publik sebaiknya tidak terprovokasi dan menghindarkan tindakan-tindakan yang bernuansa anarkis dan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. “Karena nyata-nyata tindakan kekerasan, di samping tidak beradab, juga tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan hanya akan melahirkan kekerasan-kekerasan berikutnya,” demikian Maneger Nasution.
Sementara itu pantauan di lapangan SII hingga berita ini diturunkan, massa FPI pada aksi damai 161 masih berlangsung di Mabes Polri. Dan menurut keterangan pihak Kepolisian terkait jumlah massa aksi, belum ada informasi pengalihan lalu lintas, namun pihak Polri telah menyiapkan rencana pengalihan arus lalu lintas jika dipandang perlu di sekitar jalan Mabes Polri.
Akhirnya Massa FPI Membubarkan Diri Ribuan massa dari Front Pembela Islam (FPI) berangsur-angsur akhirnya membubarkan diri usai berdemonstrasi di depan gedung Badan Pemeliharaan dan Keamanan Polri.
Berdasarkan hasil amatan SII, massa FPI bubar sekira pukul 13.00 WIB. Mereka membubarkan diri usai perwakilan dari peserta demo diterima oleh perwakilan Mabes Polri, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Polisi Rikwanto.Menurut Sekretaris Jenderal FPI Munarman dari hasil pertemuan, apa yang menjadi inti dari aksi hari ini sudah disampaikan dan diterima oleh Pak Rikwanto. “Alhamdulillah diterima Pak Rikwanto dan Pak Budi Wijanarko dan Pak Awi Setiyono. Sudah kita sampaikan apa yang menjadi inti penyampaian kita,” Jelas Munarman.Seluruh peserta aksi demo nampak berangsur-angsur membubarkan diri dan langsung menuju ke Kampung Universitas Al-Azhar untuk melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah di kampus tersebut. Usai aksi demo FPI ini, arus lalu lintas di Jalan Trunojoyo dan di sekitar Mabes Polri nampak kembali dibuka yang awalnya ditutup sementara untuk kendaraan umum. Arus lalu lintas di lokasi saat itu terpantau ramai lancar, baik dari arah Jalan Trunojoyo ke arah Jalan Adityawarnman dan sebaliknya. Begitu pula arus lalu lintas dari arah Blok M yang mengarah ke Senayan terpantau ramai lancar setelah massa meninggalkan lokasi. Dalam aksi hari ini, massa dari FPI meminta Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mencopot jabatan Kapolda Jabar Anton Charliyan dari jabatannya karena dianggap melakukan pembiaran kerusuhan antara Front Pembela Islam (FPI) dan LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI).
(bhq)