GARUT, SII. Seorang bayi, Ahmad Faris (2 bulan) meninggal dunia usai diimuniasasi di UPTD Puskesmas Pasundan, Kabupaten Garut. Pihak orangtua merasa tidak terima dengan meninggalnya Ahmad karena diduga akibat kesalahan suntik imunisasi. Karena itu, pihak keluarga, Senin lalu, mendatangi puskesmas tersebut guna meminta pertanggungjawaban.
Ibu korban, Neti Srihandayani (31), didampingi suami, Patah Yasin, keduanya warga Kampung Sawahlega, Desa Ngamplangsari, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, begitu tiba di Puskesmas langsung masuk salah satu ruangan tempat bersalin. Mereka menanyakan kepada para petugas ihwal peoyebab meninggalnya anak tersebut.
“Kami tidak terima dengan meninggalnya anak saya. Karena dia meninggal setelah mendapatkan suntikan imunisasi. Sebelumnya tidak ada tanda-tanda memiliki penyakit,” ungkap Neti kepada wartawan di UPTD Puskesmas Pasurkemarin.
Dijelaskan Neti, ia membawa anaknya (Ahmad Faris alm.) ke UPTD Puskesmas Pasundan untuk diimunisasi DPT. Namun, kali ini yang melakukan imunisasi adalah seorang mahasiswa yang tengah melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL), bukan petugas yang biasa melakukan imunisasi.
“Setelah mendapatkan suntikan, anak langsung dibawa pulang. Namun, pada malam harinya anak saya panas tinggi dan kejang-kejang serta mengeluarkan darah yang sangat hebat dari bagian paha bekas suntikan,” paparnya.
Malam itu, lanjutnya, dengan bantuan tetangganya, ia membawa anaknya ke Rumah Sakit Guntur. Namun karena RS Guntur tidak sanggup, anaknya kemudian dirujuk ke RSUD dr. Slamet Garut. Perawat RS Guntur membalut paha Ahmad Faris dengan perban agar tidak mengeluarkan darah.
“Keesokan harinya, kami membawa Ahmad Faris ke RSUD dr. Slamet Garut. Namun tidak lama menjalani perawatan. Diamengembuskan napas terakhirnya,” ungkap Neti dengan nada sedih.
Paman korban, Wawan mengatakan, pihaknya tidak terima dengan adanya kejadian tersebut. Apalagi, lanjutnya, yang memberikan suntikan imunisasi adalah mahasiswa yang tengah melaksanakan PKL yang didampingi perawat. Wawan meminta pihak pus-kesmas bertanggung jawab atas kematian keponakannya tersebut. Pasalnya, sebelum mendapatkan suntikan imunisasi, anak tersebut sehat dan tidak memiliki rekam penyakit apa-apa.
Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Pasundan, Elin Muslih mengatakan, almarhum memang menjalani suntik imunisasi di puskesmas yang dipimpinnya. Namun terkait penyebab meninggalnya, pihaknya belum bisa memastikan apakah karena ada kesalahan dalam memberikan suntikan atau bukan.
“Kami masih menunggu hasil laboratorium serta diagnosis dari pihak RSUD dr. Slamet Garut dan Dinas Kesehatan. Nanti kalau sudah ada akan diberitahukan penyebab kematiannya,” ujarnya.
Ditambahkan Elin, pihaknya juga belum bisa memastikan siapa yang melakukan suntik imunisasi. Tetapi diakuinya ada mahasiswa yang tengah melaksanakan PKL. “Kami akan menanyakan dahulu pada petugas yang bertugas saat itu,” katanya.
Kasubag Humas RSUD dr. Slamet Garut, Muhamad Lingga Saputra membenarkan adanya pasien Ahmad Faris yang merupakan rujukan dari RSU Guntur. Menurutnya, saat masuk UGD kondisi pasien sudah parah. Hasil pemeriksaan dokter spesialis yang menanganinya, pasien meninggal dunia akibat kejang-kejang serta peredaran darah dalam otak. Namun ia belum bisa memastikan kalau kematiannya disebabkan salah suntik.
“Pasien tidak lama menjalani perawatannya. Hasil dari konsultasi dokter anak tersebut memiliki penyakit kejang-kejang dan mengalami peredaran darah di otak,” tandasnya, (tim)