Aher : Harus Ada Wasit Untuk Awasi Media Sosial

oleh -
Aher

BANDUNG, Maraknya penggunaan telepon pintar (Smartphone) dan mudahnya mengakses internet, membuat masyarakat kini lebih mudah mencari informasi yang diinginkannya baik di media mainstream ataupun media sosial. Hal ini mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau akrab disapa dengan sebutan Aher.

“Media itu mampu memasifkan urusan dan informasi, oleh karena itu media harus bertanggungjawab atas informasi-informasi yang diberitakan, dan yang dimasifkan hanyalah informasi yang bisa dipertanggungjawabkan lewat fakta media, seimbang, capable side, dan seterusnya”, harap Aher pada kesempatan wawancaranya dengan wartawan beberapa waktu lalu saat gelaran IBRAF di Trans Luxury Hotel kota Bandung.

Harapannya itulah yang harus terjadi, media jangan mengadu domba dan mem-bully, apalagi kemudian memprovokasi, “Kita berharap KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan Dewan Pers fokus dalam pengawasan, jika media mainstream sudah diawasi oleh KPI dan yang lain oleh Dewan Pers, tetapi ketika urusan sosial media seperti WA, Twitter, FB, Instagram dan lain sebagainya, ini yang sering meresahkan masyarakat”, ujarnya.

“Ya itulah kedepannya harus dipikirkan ada regulasi yang mengatur ini (media sosial) dengan baik, ada UU ITE tapi ITE itu kan hanya memproses jika ada laporan dari yang dirugikan, tapi jika ada lembaga seperti KPI dan Dewan Pers otomatis kan KPI dan Dewan Pers tidak menunggu dulu laporan dan mereka memantau dan ketika ditemukan ada pelanggaran langsung memberi teguran”, terangnya.

Oleh karena itu Aher mengajak kepada masyarakat untuk bisa menahan diri, karena media sosial maupun media mainstream perharinya memproduksi miliaran kata-kata, “Mari kita hanya memproduksi kata-kata yang baik dan tulisan yang baik”, ucapnya.

Aher menambahkan, “Kalau media mainstream bisa terukur karena ada KPI dan Dewan Pers, tapi yang belum ada wasitnya ya media sosial ini, meski sudah ada UU ITE kelihatannya harus dilanjutkan, tidak hanya Undang-undang tetapi ada kelembagaan yang mengawasi urusan media sosial dan mendidik masyarakat untuk bijaksana dalam memproduksi kata-katanya, tidak bohong, kan sangat mudah muncul seperti di grup WA dan grup-grup media sosial lainnya, ada berita dari sumber seseorang atau kelompok padahal yang bersangkutan tidak pernah menulisnya”, urai Aher. (stanly)

Comments

comments