Puluhan warga Desa Binangun, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Jawa Tengah, mengalami keracunan usai menyantap nasi kuning setelah mengikuti pengajian di rumah warga pada Sabtu (21/5) sore. Akibatnya, sekitar 90 warga dewasa dan anak-anak mendapat perawatan di Puskesmas Kecamatan Mrebet serta di Rumah Sakit Umum Daerah Goeteng Tarunadibrata, Purbalingga serta sejumlah rumah sakit lainnya.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, Nonot Mulyono, dari 90 korban yang keracunan, 10 di antaranya sudah diperbolehkan pulang. “Dari data yang ada, jumlah warga yang masih dirawat inap 18 orang di antaranya dirawat di Puskesmas Serayu Larangan, 4 dirawat di RS PKU Muhammadiyah Bobotsari, 9 orang di RS Nirmala. Sedangkan, warga yang dirawat di RSUD Goeteng Tarunadibrata berjumlah 49 orang,” kata Nonot, Minggu (22/5).
Nonot mengatakan, untuk biaya pengobatan dan perawatan akan ditanggung oleh pemerintah Purbalingga. “Biaya atas korban keracunan yang ditangani di rumah sakit swasta dapat diklaim ke dinas kesehatan,” ujar dia.
Dari informasi yang dihimpun, kejadian tersebut bermula pada pengajian yang dilakukan Sabtu (21/5) sekitar pukul 14.00 WIB di rumah Wahyo Surip (35) warga RT 05 RW 01 Desa Binangun Kecamatan Mrebet yang dihadiri 70 warga.
Dalam pengajian tersebut, warga menyantap menu makanan nasi yang diberikan dalam stereofom. Dalam makanan tersebut berisi nasi kuning, satu telur balado, sayur tempe kering, kerupuk udang dan buah jeruk.
Sekitar pukul 23.00 WIB, warga yang ikut dalam pengajian tersebut merasakan mual mendadak. Kejadian tersebut dialami warga hingga Minggu (22/5) dini hari, saat itu banyak anak-anak yang ikut dalam pengajian mengalami muntah dan buang air besar.
Kemudian, puluhan warga yang mengalami keracunan akhirnya dilarikan ke sejumlah puskesmas dan rumah sakit. Hingga saat ini, kasus ini masih dalam penyidikan kepolisian sektor Mrebet dan kepolisian resor Purbalingga. (merdeka)