28 Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Cahaya Bangsa Indonesia Ikuti Sidang Ujian Tugas Akhir

oleh -
20 Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Cahaya Bangsa Indonesia (STAK CBI) Ikuti Sidang Ujian Tugas Akhir

BITUNG, sorotindonesia.com – Sebanyak 28 mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Cahaya Bangsa Indonesia (STAK CBI) mengikuti sidang ujian tugas akhir sarjana untuk jenjang strata S1 dan S2 yang dilaksanakan di sekretariat kampus Jl Raya Sagerat Tanjung Merah, Kelurahan Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, Kota Bitung.

Digelar selama dua hari, tanggal 13-14 November 2023, tampak para mahasiswa jurusan theologi dan pendidikan yang mengikuti ujian tugas akhir ini, berjuang untuk dapat mempertahankan karya ilmiahnya dihadapan para penguji, diantaranya Ketua STAK CBI, Dr Moudy Watung, M.Th., dan Waket I Rasilemba Welua, S.Th.,M.A.,M.Th.,M.Pd.

Seusai seluruh mahasiswa mengikuti ujian tugas akhir skripsi dan tesis, hasil penilaian atau yudisium kemudian diumumkan oleh Ketua STAK CBI didampingi Ketua Yayasan CBI setelah melalui rapat. Sebanyak 28 mahasiswa yang mengikuti sidang ujian tugas akhir ini, dinyatakan lulus.

Waket I STAK CBI, Pdt Rasilemba Welua saat ditemui awak media mengatakan bahwa ujian tugas akhir yang dilaksanakan adalah untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam mengimplementasikan dasar-dasar keilmuannya secara sistematis dan logis, kritis, berdasarkan data yang akurat dan didukung analisis yang tepat, dan menuangkannya dalam bentuk penulisan
karya ilmiah.

“Perlu diketahui bahwa Sekolah Tinggi Agama Kristen Cahaya Bangsa Indonesia mempunyai dedikasi yang baik, sehingga dapat mengimplementasi dasar-dasar keilmuan perguruan tinggi. STAK CBI khususnya Prodi (Program Studi) Theologia dan Pendidikan Agama Kristen, adalah menunjukan mutu dan kualitas sehingga untuk dapat melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab yang diemban. Sebab di dalam pelayanan, STAK CBI ini dapat diterapkan dalam pelayanannya masing-masing, misalnya satu contoh adalah penggembalaan. Bagaimana kita akan memajukan kualitas berjemaat khususnya di dalam gereja,” urainya mengawali.

“Itulah sebabnya, kami di STAK CBI terus menerus meningkatkan kembali kualitas dalam pendidikan. Nah pendidikan ini sangat baik untuk dikerjakan bersama, baik rektorat maupun fakultas-fakultas yang ada di perguruan tinggi ini. Sehingga dapat didasari bahwa landasan yang paling kuat itu mengacu pada Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Dengan demikianlah tugas dan tanggung jawab dari seluruh mahasiswa ini dapat meningkatkan kualitas iman, dan kalau kita meningkatkan kualitas iman, maka disitu akan melihat bahwa potensi dan kemampuan kita bisa diimplementasi bagi orang banyak, baik secara lokal maupun universal,” pungkas Pdt Rasilemba Welua.

Kesempatan terpisah, rektor STAK CBI, Pdr Dr Moudy Watung, M.Th., menyebutkan bahwa perguruan tinggi yang dipimpinnya tersebut masih terbilang balita, baru menelurkan wisudawan sebanyak lima angkatan.

“STAK CBI ini memang masih muda, tetapi untuk regulasi kurikulum akademis yang ada tetap kami lakukan, salasatunya 160 SKS untuk jenjang perkuliahan S1, sedangkan S2 50-55 SKS. Dan hingga saat ini kami telah memiliki wisudawan sebanyak 5 angkatan,” jelasnya.

Dikatakan oleh Pdt Moudy Watung lebih lanjut, pihaknya saat ini berafiliasi dengan perguruan tinggi BAN-PT. “Sebagai sekolah yang masih baru, kita harus ditopang oleh sekolah yang mapan secara legalitas untuk kami duduk bersama-sama dengan mereka, itu berdasar anjuran dari pemerintah, sehingga mahasiswa kita terdaftar dalam BAN-PT,” ungkapnya.

Tantangannya dalam memajukan STAK CBI ini, diungkapkan oleh Pdt Moudy Watung, adalah menggali sumber daya baik secara finansial maupun peningkatan kualitas sarana dan prasarana.

“Tapi tujuan kami adalah menjawab kerinduan supaya tokoh-tokoh gereja ini bisa mencapai apa yang diharapkan dalam pendidikan theologia,” terangnya.

Harapannya kedepan, dikatakan oleh rektor, kebutuhan sarana dan prasarana kampus bisa terpenuhi, sehingga lebih banyak bisa menjaring mahasiswa dan mencetak para sarjana pendidikan theologi dan keagamaan yang semakin berkualitas.***

Comments

comments