19 Tahun Kota Bekasi dan 3 Tahun PAS Kerja Bareng Pembangunan

oleh -

Didit Susilo
KOTA BEKASI – 10 MARET 2016 adalah hari bersejarah bagi Kota Bekasi dan tepat 3 tahun duet kepemimpinan PAS (Pepen dan Ahmad Syaikhu). Tepat pada usianya ke-19 (1997-2016) Kota Bekasi memang hebat dan keren mesti masih saja ada kekurangan di sana-sini.

Dari para pendiri Bekasi sebagai peletak pondasi hinggi kekinian, pemerataan dan hasil pembangunan merupakan buah karya dan andil besar serta gawe bareng para pemimpin Kota Bekasi pada era dan massanya. Mulai dari; H. Soejono, Andi Sukardi, H. Kaelani, AR (Walikota Administrasi), hingga Walikota H. Nonon Sonthanie, H. Ahmad Zurfaih, H. Mochtar Mohamad dan Walikota H. Rahmat Effendi – Wakil Walikota H. Ahmad Syaihku.

Tidak ada pemimpin yang terlahir tidak memberikan arti. Estafet kepemimpinan dari satu pemimpin ke pemimpin lainnya adalah proses kedewasaan dalam pengabdian. Kerja para pemimpin akan berhasil jika didukung bareng para pamong (penyelenggara birokrasi), dan warga masyarakat. Dalam sketsa kepemimpinan tidak ada ukuran kepuasan 100 persen, pasti ada saja kekurangan dan ketimpangan. Apalagi dari kacamata semu politik, pasti ada politisasi klaim kegagalan dan keberhasilan.

APBD Kota Bekasi tahun 2016 dipatok pada angka Rp. 4,49 triliun. Untuk biaya tidak langsung atau biaya aparatur Rp. 1, 66 triliun dan biaya langsung atau biaya publik Rp. 2,22 triliun serta sisa untuk pembiayaan lainnya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditarget pada kisaran angka Rp. 1,58 triliun.

Arah kebijakan pembangunan di tahun ke-3 yaitu tahun infrastruktur dan utilitas untuk menuntaskan program pembangunan yang belum selesai dan maksimal. Saat ini 4 folder air (2 sudah berfungsi dan 2 dalam tahap penyelesaian) mampu mengurangi sejumlah titik banjir. Dari 49 titik bajir sebelumnya, hujan besar kemarin hanya terjadi di 8 titik dengan waktu surut lebih pendek.

Untuk mendukung tahun infrastruktur dialokasikan anggaran terbesar untuk SKPD teknis sepeti Dinas Bina Marga dan Tata Air Rp. 677 miliar lebih (26,41%), Dinas Bangunan dan Permukiman Rp. 611 miliar lebih (23,86%), Dinas Pendidikan Rp. 328 lebih (12,82%). Dan anggaran terendah adalah di kecamatan.

Dalam ke-PU-an ada 608 proyek pembangunan jalan dan jembatan, 604 pembangunan saluran dan gorong-gorong, 728 rehabilitasi jalan dan jembatan, serta 14 proyek penamggulangan banjir. Untuk pengembangan bidang permukiman/perumahan ada 504 proyek pembangunan berupa kanotor RW/RT, Lapangan olahraga dan lain-lain.

Belum lagi alokasi anggaran di beberapa SKPD teknis untuk lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat, kesehatan, pendidikan, pemuda-olahraga, UMKM, tata ruang perkotaan dan lain-lain.

Terus Berbenah

Sebagai tuntutan kota besar dan modern, saat ini Kota Bekasi mengembankan konsep pelayanan dan pengembangan perkotaan dengan konsep samrt city. Meski baru diluncurkan konsep ini mampu membangkitkan optimesme publik. Data pintar dari Bappeda sudah tersedia tinggal penyempurnaan, Patriot Operation Center sebagai panel kontrol smart city sudah dibangun tinggal menyempurnakan perangkat pendudukungnya dan data base yang diperlukan. Semua konsep ini dibiayai CSR peran serta kalangan swasta atau non APBD.

Walikota Rahmat Effendi, dalam tiga tahun kepemimpinannya dipenuhi dengan pasang surut isu-isu publik dan isu politik. Seorang pemimpin pasti tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Justru penguatnya adalah semangat positif dari warga kota dengan ujung tombak para penyelenggara untuk berbuat yang terbaik untuk masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan persepsikan positif terkait keberhasilan ‘kerja bareng’pembangunan dan ‘gawe besar’ untuk pemerataan kemaslahatan warga kota.

Saat ini sebagai kota metropolitan sedang terus menjadi pionir perubahan sebagai kota termaju kedua setelah Kota Bandung. Untuk melayani dan menyiapkan kebutuhan fasilitas perkotaan bagi 2,6 juta warga, Alokasi APBD Rp.4,4 triliun memang belumlah cukup. Dengan PAD Rp. 1,5 triliun angka total APBD akan beranjak ‘lambat’. Jika PAD digenjot pada kisaran Rp.3 triliun tanpa ada kebocoran, APBD bisa pada kisaran Rp. 6-7 triliun. Angka itu baru bisa menjawab semua kebutuhan warga kota dengan pengelolaan yang bersih dari KKN dan minim kebocoran.

Berbagai mega proyek fenomenal telah berdiri seperti Stadion International patriot Candrabhaga, RSUD gedung baru 8 lantai, Gedung Pemerintahan 10 lantai, 4 folder tandon air penanggulangan banjir, ratusan rehablitasi jalan, jembatan dan saluran. Juga direncanakan pembangunan flyover Bulakkapal, flyover Bulan-bulan, RSUD khusus paru, gedung dinas teknis dan lain-lain.

Tetap saja pemerataan dan maksimalisasi pembangunan masih kurang dan sempurna. Masih ada 48 ribu keluarga pra sejahtera, penanggulangan banjir yang kurang maksimal, berbagai pembangunan permukiman yang kualitasnya rendah. Masih ada sisa waktu dua tahun kepemimpinan PAS untuk memaksimalkan semua kerja besar tersebut untuk Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan.

Semangat Kota Patriot juga harus didukung dengan kepemimpinan yang patriot, birokrat yang berintegritas patriotisme, warga yang patriot dalam andil peran serta pembangunan. Patriot dalam bekerja –berbuat untuk mewujudkan kemaslahatan warga kota sebagai tuntutan smart city dan masyarakat cerdas.

Warga sebagai obyek pembangunan akan mengapresiasi sebuah hasil pembangunan yang sirasakan bukan hanya angan-angan. Warga juga jujur dalam melihat secara mudah jika pelayanan makin mudah, cepat dan murah jika memang harus membayar. Warga dengan caranya juga akan jujur menilai apa-apa saja yang sudah dirasakan. Tapi warga juga harus sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga kota.

Tuntutan kota cerdas tentunya dengan kerja cerdas, warga cerdas, pelayanan cerdas dan kebijakan yang cerdas. Cerdas dalam melakukan amanah pembangunan dan cerdas sebagai warga dalam mendukung pembangunan. Titik akhir sebuah capaian pasti kembali lagi apa-apa yang yang sudah dirasakan langsung warga masyarakat secara umum.

Bukan membangun pencitraan namun kerja cerdas yang nyata dan untuk semua warga Kota Bekasi bukan kelompok apalagi kepentingan. DIRGAHAYU KOTA BEKASI KE-19

Didit Susilo (Pemerhati Kebijakan dan Pelayanan Publik Bekasi)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.