TPD Bawa Lansia Dari Bawah Kolong Jembatan Ke Panti Asuhan

oleh -
TPD Bawa Lansia Dari Bawah Kolong Jembatan Ke Panti Asuhan

SEMARANG, sorotindonesia.com, – Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Semarang melakukan penjangkauan terhadap Juwariyah, seorang nenek berusia 78 tahun yang tinggal di bawah kolong jembatan. Perihal keberadaan nenek tersebut diketahui berdasarkan laporan yang masuk dari warga.

Menurut salah satu anggota TPD, Maryanti, laporan tersebut berasal dari petugas ambulan hebat yang menyampaikan adanya pasien dengan kondisi keterbelakangan mental membutuhkan pendampingan Dinsos. Ia bersama Flora Indriyani dan Yusuf Efendi segera menindaklanjuti informasi tersebut.

“Setelah kami tindaklanjuti ternyata seorang lansia miskin yang tinggal bersama cucunya yang difabel,” kata Maryanti disela aktifitasnya, Rabu (8/5/2019).

Lebih lanjut perempuan yang juga TKSK Semarang Utara tersebut mengungkapkan pernah menawarkan lansia tersebut untuk dirawat di panti asuhan namun menolak.

“Dulu sudah pernah ditawari untuk tinggal di panti, tetapi mbah menolak dengan alasan takut kalau dipisahkan dengan cucunya, dan mbahnya juga merasa masih punya rumah sendiri,” ujarnya.

Terkait kondisi yang terjadi saat ini, Flora menambahkan, Juwariyah memiliki pertimbangan tersebut karenanya cucunya telah yatim piatu. “Jadi, Mbah Juwariyah merawat Kusriyatun Zulaichah (20 thn), anak yatim piatu, mereka ini sudah lama tinggal bersama di tempat tersebut,” jelasnya.

Mereka, lanjutnya, tinggal dibantaran sungai bawah jembatan layang Tambak lorok, dengan kondisi setiap hari rumah banjir dan sudah tidak layak huni. “Sewaktu-waktu rumah itu bisa roboh,” ucapnya.

Lebih lanjut Flora menerangkan, Kusriyatun sakit lantaran selama 3 hari tidak mau makan. “Maka kondisinya lemah dan perutnya sakit kata petugas medis ambulan hebat,” ujarnya.

Diterangkannya, untuk kehidupan sehari-hari Juwariyah hanya mengandalkan belas kasih dari tetangga. Sebelumnya, Juwariyah masih bisa melanjutkan hidup dengan pekerjaan panggilan jasa kerik (kerokan). “Itupun hanya dibayar seikhlasnya, antara 10 sampai 20 ribu. Karena usianya sudah semakin lanjut maka sudah tdk ada yang memakai jasanya lagi,” jelasnya.

Oleh TPD, Juwariyah dirujuk ke panti dengan alasan agar lebih terawat karena ada yang memperhatikan. Mbah Juwariyah masih memiliki keponakan bermana Ramisih yang tinggal di Gang Panggang, Tambak Mulyo, dan TPD pun mencari alamat itu, ternyata Bu Romisih dan keluarganya sudah tidak mau mengurusi,” terangnya. (arh)

Comments

comments