Suhardi Alius Wanti-wanti Mahasiswa Baru Unnes

oleh -
Suhardi Alius Wanti-wanti Mahasiswa Baru Unnes

SOROTINDONESIA.COM, Semarang,- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Drs Suhardi Alius, MH., mewanti-wanti mahasiswa baru dalam mencari tempat kos. Hal tersebut diungkapkannya pada ribuan mahasiswa dalam kegiatan kuliah umum yang digelar Universitas Negeri Semarang (Unnes), Auditorium Unnes Sekaran Gunungpati, Kota Semarang, Selasa (18/09/2018).

Suhardi mengungkapkan, orang-orang yang berkepentingan (para pelaku radikal-teror-red.) sering memberikan fasilitas kos. Bahkan mereka bersedia menjemput calon mahasiswa di kampung halamannya. Dari kos tersebut dimulai sistem pengkaderan dengan mengajak pada kegiatan-kegiatan lain, diajarkan kekerasan, juga memprovokasi. Selain itu, Ia juga menegaskan bahwa idealisme mahasiswa sebagai faktor penting bagi bangsa.
“Kalian (mahasiswa) ini tempatnya idealisme,” kata Hardi, “bangsa ini ada karena idealisme, kalian ini masa depan Indonesia” tegasnya.

Menurut Suhardi Alius, ide kritis mahasiswa harus terarah pada jalan yang benar dan memajukan bangsa. Dia juga mengungkapkan, para pelaku teror sering bermain terhadap idealisme mahasiswa dalam merekrut anggota. Intoleransi, anti Pancasila, anti NKRI, dan takfiri (menganggap kafir orang atau golongan yang berbeda pemahaman) dengan cara menyalah-gunakan dalil sebagai doktrin.

Diterangkan, BNPT dalam upayanya deradikalisasi melibatkan psikolog, dan eks nara pidana teroris (napiter). BNPT memanfaatkan mantan napiter dengan selektif, dari 600 orang lebih yang dilibatkan dalam deradikalisasi hanya 128 orang mantan napiter. Yakni, mereka yang sudah bertaubat didampingi oleh petugas dalam melakukan deradikalisasi terhadap para napiter di lembaga pemasyarakatan (lapas).

Diakui, bahwa upaya deradikalisasi tidak dapat dilakukan secara instan. Dia mencontohkan anak pelaku bom bunuh diri yang masih kecil terbukti memiliki karakter keras, nyaris tak memiliki kelembutan sebagaimana umumnya anak seusianya. Dibutuhkan lingkungan yang peduli terhadap eks napiter, orang-orang yang bisa membimbing mereka kembali bersosialisasi dengan masyarakat secara luas.

Dalam kuliah umum tersebut, Hardi menampilkan video tentang kondisi terpencil Negara dan Nasionalisme yang terbentuk di daerah tersebut, video contoh doktrinasi radikalisme-terorisme yang menyalah-gunakan teks-teks keagamaan, dan menyampaikan peran eks napiter sebagai narasumber seminar atau diskusi pencegahan terorisme dengan berbagi pengalaman dan informasi seputar radikalisme-terorisme.

Sementara, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah, Dr Drs Budiyanto SH M.Hum., usai kegiatan tersebut menyatakan bangga terhadap antusiasme mahasiswa. Para mahasiswa Unnes dan beberapa delegasi PTN di Jateng mengikuti kuliah umum dengan seksama, “Alhamdulillah, saya merasa bersyukur atas respon yang ada,” ungkap Budiyanto, “mereka semua memperhatikan paparan dengan cermat, terbukti dengan banyaknya penanya pada saat saya buka sesi pertanyaan,” imbuhnya.

Menurutnya, kepedulian mahasiswa baru dalam pencegahan paham radikal-teror yang banyak menyerang perguruan tinggi sebagai tempat perkrutan patut diapresiasi. Kampus harus memberikan ruang dan kreatifitas yang terarah pada Organ-organ kemahasiswaan. Mahasiswa memiliki idealisme, kritis, dan tanggap terhadap persoalan sosial maupun lebangsaan. Ini harus diakomodir, dan diarahkan dengan tepat sebelum dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab sehingga memperkeruh suasana. [arh]

Comments

comments