BANDUNG – Film kolosal Merah Putih Memanggil yang kini sedang tayang di bioskop-bioskop tanah air, diyakini mampu menggugah rasa bangga dan cinta rakyat Indonesia terhadap NKRI dan atas kegigihan perjuangan TNI dalam menghadapi tantangan dan ancaman kedaulatan bangsa.
Hal ini yang membuat LSM PMPR Indonesia bekerjasama dengan jajaran Kodim 0609 dan masyarakat mengadakan acara nonton bareng (nobar) film Merah Putih Memanggil di BTC XXI Jl. Dr. Djundjunan, Kota Bandung, Selasa (17/10/2017).
“Film Merah Putih Memanggil yang sedang ditayangkan di bioskop-bioskop di Kota Bandung diharapkan mampu menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap tanah air dikalangan generasi muda Indonesia pada khususnya. Serta memberikan semangat kepada anggota TNI,” ucap Ketua Umum LSM PMPR Indonesia Rohimat atau yang akrab disapa dengan panggilan Kang Joker saat diwawancara oleh awak media seusai menonton film tersebut.
Ini merupakan kali kedua bagi LSM PMPR Indonesia memprakarsai gelaran nobar film itu, setelah beberapa waktu lalu sebelumnya menggelar acara yang sama di Ciwalk XXI bersama dengan siswa taruna Pusdikif dan jajaran DPP, DPD, DPC dan Distrik LSM PMPR Indonesia.
“Peserta nobar film Merah Putih Memanggil kali ini adalah jajaran Kodim 0609 yang diantaranya dari jajaran Koramil Cisarua beserta anggota LSM PMPR Indonesia, dan masyarakat,” kata Rohimat.
Lebih lanjut dikatakannya, tujuan LSM PMPR Indonesia mengadakan acara nobar film Merah Putih Memanggil adalah untuk menanamkan dan menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap tanah air di kalangan anak muda dan memberikan spirit bagi kalangan anggota TNI.
“LSM PMPR Indonesia menargetkan acara Nobar film Merah Putih Memanggil yang diprakarsainya bisa diikuti oleh 1.000 anggota TNI, anggota LSM PMPR Indonesia, dan masyarakat,” ungkap Rohimat Joker, “Acara Nobar kemarin (Ciwalk XXI) diikuti 150 peserta, hari ini 169 peserta, mudah-mudahan target 1.000 penonton tidak ada halangan,” harapnya.
Rohimat Joker mengakui dirinya terharu ketika menonton film Merah Putih Memanggil, “Ya seperti itulah perjuangan Prajurit TNI,” ujarnya, Ia mengapresiasi anggota TNI yang siap mengorbankan jiwa raganya di medan tempur demi keberhasilan tugasnya menjaga kedaulatan NKRI.
“Mari kita bersinergi antara TNI dengan masyarakat, karena TNI bersama rakyat akan membuat Bangsa Indonesia semakin kuat,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Komandan Kodim 0609 Letkol Arh A. Andre Wira K melalui Danramil Cisarua Kapt. Inf Heri Supardan, mengucapkan terima kasih pada semua rekan-rekan yang telah mengadakan acara nonton bareng berkaitan dengan kebersamaan kita. “Mudah-mudahan nonton bareng ini akan ditindaklanjuti dengan kegiatan positif lainnya kedepan antara TNI dan masyarakat untuk menumbuhkan jiwa persatuan kita sebagai bangsa dan negara,” ucap Danramil.
Film heroik yang melibatkan personel dan alutsista TNI ini dikemas apik dalam sebuah cerita tentang pembebasan sandera warga negara Indonesia dan asing yang diculik oleh sekelompok teroris yang berbasis di hutan negara Tuonggo (nama fiktif untuk kepentingan film).
Cerita film ini dimulai dengan adegan keseharian personel TNI mengolah jasmani, lalu Kapten Nurmantyo (Maruli Tampubolon) melihat tayangan informasi ada kapal pesiar ukuran sedang berbendera Indonesia, Merah Putih, diperairan wilayah Indonesia dibajak oleh teroris internasional dan penumpangnya diculik.
Satu orang awak kapal ditembak mati di kapal karena melakukan pembangkangan. Empat orang awak termasuk kapten kapal berkebangsaan Indonesia beserta tiga orang warga negara Perancis, satu orang warga negara Kanada dan satu orang warga negara Korea Selatan dibawa ke suatu daerah di bagian selatan negara tetangga.
Pimpinan penculik meminta tebusan dari negara-negara yang warga negaranya diculik, termasuk Indonesia. TNI belum bisa berbuat banyak karena teroris itu berada di negara lain/tetangga. Digambarkan, negara tetangga tersebut juga sedang kewalahan menghadapi para teroris ini karena pemerintahnya sendiri mengalami banyak masalah dalam negeri. Namun karena pendekatan dari Pemerintah Indonesia, negara tetangga tersebut memberi ijin dan kesempatan kepada TNI untuk masuk ke daerahnya untuk membebaskan sandera, namun dibatasi hanya dalam waktu 48 jam.
Untuk itu TNI membuat rencana Operasi Gabungan yang melibatkan semua Angkatan. TNI AD melakukan operasi tertutup/pendadakan dengan mengirimkan 1 tim/satuan dari Batalyon Anti Teror Kopassus yang dipimpin Kapten Nurmantyo yang diterjunkan subuh secara free fall. Dalam keadaan siap siaga satuan khusus pembebasan sandera dengan nama sandi Alpha itu di back up pesawat tempur dari TNI AU serta kapal-kapal perang TNI AL di lepas pantai serta operasi Kopaska atau Pasukan Katak dan Batalyon Marinir untuk didaratkan. Semua satuan-satuan TNI ini dilibatkan secara aktif.
Satuan khusus pembebasan sandera itu berhasil menembus camp-camp teroris dan berhasil membebaskan sandera. Operasi tersebut berlangsung cepat dan senyap dengan kontak tembak yang efektif.
Namun keseruan dari film ini dimulai ketika pimpinan kelompok teroris mengendus keberadaan tim Alpha, dan melakukan pengejaran kepada tim Alpha dan para sandera. Namun demikian satuan khusus ini akhirnya berhasil membawa pulang para sandera. Ada keharuan saat para pejuang tersebut ada yang gugur dalam kontak tembak di medan tugas.
Film berdurasi lebih kurang 112 menit ini mempertontonkan daya juang personel TNI di medan perang dan persenjataan yang dimiliki. Semua senjata yang digunakan dalam kepentingan film Merah Putih Memanggil adalah senjata asli.
Film Merah Putih Memanggil garapan sutradara Mirwan Suwarso ini dibintangi antara lain oleh Maruli Tampubolon, Prisia Nasution, Verdy Bhawanta, Aryo Wahab dan Restu Sinaga. (St)