Satgas Citarum Subsektor Sumedang Cek Rumah Tempat Pengolahan Sampah Warga

oleh -
Satgas Citarum Subsektor Sumedang Cek Rumah Tempat Pengolahan Sampah Warga

SUMEDANG, sorotindonesia.com,- Jajaran Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 15/Sumedang laksanakan giat pengecekan ke rumah salasatu warga bernama Rakimin di RT 03 RW 02, Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, yang dijadikan tempat pengolahan sampah yang diambil dari masyarakat, Rabu (7/8/2019).

Tempat pengolahan sampah tersebut terdapat di bagian belakang area rumahnya, yang terdapat juga kandang sapi yang lokasinya berbatasan dengan aliran Sungai Cikeruh.

Kehadiran anggota Satgas ke rumah Rakimin ini, didampingi ketua RT 03, Aan, untuk merespon laporan dari warga masyarakat terkait dengan adanya polusi yang terjadi dan ditengarai sisa olahan sampah dan kotoran sapi dibuang ke aliran sungai.

Dansubsektor 21-15/Sumedang Serka Eri Krisyana menjelaskan kepada wartawan seusai pengecekan, “Hari ini kita Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 15 berkunjung ke rumah Bapak Rakim di RT 03 RW 02 Desa Sayang, merespon laporan dari masyarakat terkait dengan pengelolaan sampah dan kotoran sapi yang berada di belakang rumahnya,” jelasnya.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Serka Eri, “Kita tadi sudah berbincang dengan Pak Rakim dan melihat proses usaha pengolahan sampahnya, sisa sampah yang dianggap tidak bernilai ekonomi dimasukan ke bak tungku pembakaran, namun juga kita masih melihat sampah lainnya ada berceceran di sisi sungai,” jelasnya.

“Oleh karena itu, kita sudah meminta kepada pemilik tempat ini harus menjadi contoh dengan tidak membuang sampah ke sungai,” ujarnya. “Jangan ada sisa sampah yang dibuang sembarangan,” tambah Serka Eri.

Terkait dengan kotoran dari 3 ekor sapi yang saat ini ada dikandang, Rakimin tampak sudah menyediakan bak tertutup (septictank) yang khusus untuk menampung aliran kotoran sapi dari kandang.

Terpisah, Ketua RT 03 RW 02, Aan, saat diwawancarai oleh wartawan menjelaskan, “Usaha Pak Rakim yang dikelola anaknya, Yanto, hampir tiap hari mengangkat sampah dari perumahan dan berbagai tempat, lalu dibawa kesini, kemudian dipilah disini,” jelas Aan.

“Sampah bernilai ekonomi dijual, sisanya saya tidak tau dibawa kemana,” tambahnya.

Menariknya, dituturkan oleh Aan bahwa pengangkatan sampah dari rumah-rumah warga ini tidak dibebani dengan biaya oleh pengelola sampah. “Disini ngga ada yang bayar,” ujarnya. “Tidak seperti tempat lain yang dipungut semodel retribusi,” tutur Aan.

Namun demikian, diakui oleh Aan bahwa ada saja warga yang merasa terganggu dengan aktifitas yang dilakukan oleh Pak Rakimin.

“Dampak ke lingkungan saya rasa ada, tiap hari ada polusinya, terutama yang dekat dari tempat ini,” terangnya. “Di RW lain juga ada tempat pengolahan sampah pribadi seperti ini,” ujar Aan.

“Tapi saya sebagai RT tidak bisa menutup tempat ini, kewenangan saya tidak ada. Sisi lain ini harus bisa berjalan, sisi lainnya lagi harus bisa menjaga kebersihan,” terangnya.

Diungkapkan oleh Aan, “Wilayah Desa Sayang belum ada TPS, kami sih berharap ada truk sampah seperti di Desa Cikeruh, yang mengangkut sampah dari warga dan kemudian dibuang ke TPS,” ungkapnya.

Sedangkan Rakimin, menanggapi pengecekan yang dilakukan jajaran Satgas Citarum menjelaskan, “Ya, saya sudah mendapat arahan dari satgas, dan saya siap untuk tidak membuang sisa sampah dan bakaran ke sungai,” kata Rakimin yang memulai usahanya tersebut sejak tahun 2002.(St)

Comments

comments