Satgas Citarum Cisangkuy Respon Laporan Masyarakat Terkait Dugaan Pembuangan Limbah

oleh -
Satgas Citarum Cisangkuy Respon Laporan Masyarakat Terkait Dugaan Pembuangan Limbah
Dansubsektor 21-07/Cisangkuy Serma Rahmat Juang bersama Slamet, dan Dedi Sopandi selaku Ketua RW 06 Desa Sukasari, pada kegiatan bersama untuk menindaklanjuti dugaan pembuangan limbah industri ke Sungai Cibabakan, Sabtu (29/6/2019).

KAB. BANDUNG, sorotindonesia.com- Jajaran Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 07/Cisangkuy merespon laporan dari anggota masyarakat yang menyebutkan bahwa ada dugaan pembuangan limbah kotor yang dilakukan oleh industri ke aliran Sungai Cibabakan yang merupakan anak Sungai Cisangkuy.

Respon pertama yang dilakukan oleh TNI Satgas Citarum Subsektor Cisangkuy yang turut disaksikan oleh pelapor, Ketua RW 06 Desa Sukasari, elemen masyarakat dari LSM PMPRI dan awak media, adalah dengan mendatangi muara aliran Sungai Cibabakan sesuai dengan yang dilaporkan, Sabtu (29/6/2019) siang.

Tampak jelas di muara tersebut dilihat dari atas jembatan, ada perbedaan warna antara air di aliran Sungai Cisangkuy dan air dari aliran Sungai Cibabakan. Warna air dari aliran Sungai Cibabakan berwarna seperti hitam sesuai yang dilaporkan, sedangkan di aliran Sungai Cisangkuy berwarna keruh kecoklatan.

Sebelumnya, pelapor atas nama Slamet atau yang akrab disapa Ucis, kepada awak media mengungkapkan, “Sebetulnya limbah di aliran sungai ini sudah lama sekali, tapi semenjak ada Satgas Citarum Harum, Alhamdulillah, sekarang sudah tampak bagus dan jauh dibandingkan yang dulu,” ungkapnya.

Dijelaskannya lebih lanjut, “Tapi sekarang kita lihat, setelah Lebaran ini ada perbedaan antara Sungai Cisangkuy dengan dari sini (Cibabakan). Kami dari masyarakat memohon, kami sudah bosan dengan pencemaran,” jelas Ucis sambil menunjuk ke muara. Ia juga mengaku kerap terganggu dengan bau limbah yang dibuang secara kucing-kucingan pada waktu-waktu tertentu.

“Kami mencintai daerah ini, kami lahir dan besar disini, tau persis daerah ini, dan sekarang (sungai) rusak begini,” keluhnya.

“Dulu kami sudah bosan karena keluhan kami selalu diacuhkan, Alhamdulillah, sekarang di Citarum Harum anak-anak muda juga sudah menunjukkan perhatiannya,” ujar Ucis sambil menunjuk ke elemen masyarakat yang rata-rata masih muda yang turut hadir pada kegiatan itu.

Menindaklanjuti laporan yang diterima dari Ucis, anggota Satgas turun ke aliran Sungai Cibabakan dekat muara dan mengambil sampel sebanyak dua kali di dua sisi, yang pertama diambil menggunakan gelas plastik, yang kedua menggunakan botol plastik sambil disaksikan langsung oleh pelapor, warga, awak media, serta elemen masyarakat. Setelah diamati terrnyata warna airnya berwarna jernih untuk ukuran warna air sungai. Ketika dicium pun tidak berbau (limbah). Hanya saja terlihat bagian dasar muara Sungai Cibabakan yang saat ini airnya sedang surut, warnanya hitam.

Kondisi warna air yang diambil di muara Sungai Cibabakan, Sabtu (29/6/2019) siang.

Kegiatan dilanjutkan dengan menelusuri aliran sungai secara bersama-sama ke titik saluran buang hasil olahan limbah dari PT Safilindo dan PT PJA serta aliran dari arah KTSM. Pada pengecekan tersebut, tampak dari saluran buang PT Safilindo dan PT PJA air yang keluar dari saluran berwarna jernih, begitupun dari aliran yang berasal dari KTSM. Bahkan saat itu aliran Sungai Cibabakan berwarna jernih.

Hasil olahan limbah dari PT PJA yang dibuang ke aliran Sungai Cibabakan, (29/6/2019) siang.

Kesempatan terpisah, Dedi Sopandi selaku Ketua RW 06 Kampung Sepen Desa Sukasari, saat dimintai tanggapannya oleh  wartawan, mengatakan, “Hadirnya Satgas Citarum Harum disini bagi kami sangat membantu, sebelum ada program ini, jika musim kemarau sungai bau sekali, tapi setelah dibentuknya tim TNI untuk menangani masalah sungai, dampak positif ada untuk warga. Meski masih ada sedikit-sedikit limbah yang dilaporkan oleh warga. Tapi prinsipnya, kehadiran TNI untuk mengawasi limbah-limbah pabrik di sepanjang Sungai Cisangkuy ini sangat membantu,” kata Dedi.

Dikisahkan oleh Dedi Sopandi, “Dulu waktu saya masih kecil sungai bisa dipakai untuk keperluan mencuci, bahkan dipakai untuk mencuci beras. Namun seiring waktu, banyak tumbuhnya pabrik dan perumahan, sungai tidak bisa dipakai lagi, tapi minimal sekarang perubahannya sudah jauh berbeda dengan sebelum adanya Citarum Harum, tidak bau lagi, dulu saat kemarau sungai Cisangkuy langsung hitam,” ungkapnya.

Dansubsektor 21-07/Cisangkuy Serma Rahmat Juang kepada wartawan pada kesempatan yang sama menjelaskan bahwa pihaknya senantiasa melaksanakan tugas setiap saat patroli sungai untuk membersihkan sampah dan bantaran serta mengawasi limbah di aliran Sungai Cisangkuy ini.

Rahmat Juang juga apresiasi terhadap laporan yang disampaikan oleh warga masyarakat terkait limbah kepada Satgas, “Kita akan selalu tindaklanjuti laporan dari masyarakat, dan kita akan kejar bila itu betul-betul kita solid. Tapi apabila laporannya mengada-ada tanpa bukti, kami ingatkan bahwa kami disini tidak main-main, 100 persen bakti kami buat tugas negara demi terwujudnya Citarum Harum,” ujarnya.

“Untuk persoalan sampah, Alhamdulillah, masyarakat sudah dihimbau lewat sosialisasi serta diberikan bantuan untuk pembuatan bak sampah yang sekiranya memerlukan,” kata Dansubsektor.

“Jika ada yang diketemukan membuang sampah sembarangan ke aliran sungai, kita tidak segan untuk memberikan sanksi. Antara lain sanksinya bekerja bersama rekan-rekan Subsektor selama 14 hari,” tegasnya.

Selanjutnya dijelaskan oleh Rahmat Juang, “Untuk hasil olahan limbah pabrik, kami selalu menekankan kepada pelaku industri untuk membuangnya ke aliran sungai dalam kondisi sudah bersih, bila ketahuan membuang dalam kondisi kotor, dipastikan kita akan lokalisir dengan cara dicor, sesuai perintah dari Dansektor 21 Kolonel Inf Yusep Sudrajat,” tegasnya lagi.(St)

Comments

comments