Pelatihan Bankom, RS Colombia Asia Siap Terima Rujukan Korban Kecelakaan

oleh -
Foto : Direktur RS, dr Budi Riyanto saat memberikan sambutan pembuka dalam pelatihan pertolongan pertama Bankom di RSCA Semarang
Foto : Direktur RS, dr Budi Riyanto saat memberikan sambutan pembuka dalam pelatihan pertolongan pertama Bankom di RSCA Semarang. (9/10/2018).

sorotindonesia.com | Semarang,- Saat terjadi kecelakaan lalulintas, tak perlu khawatir, rujuk saja ke Rumah Sakit Columbia Asia (RSCA) Semarang. Hal tersebut dinyatakan oleh General Manager RSCA, dr Siska Sindhu Atmadja, saat diwawancarai oleh awak media usai pembukaan pelatihan pertolongan pertama Satlantas Polrestabes Semarang. Bantuan Komunikasi (Bankom) Polrestabes di ruang training (lantai dasar) RSCA, Jalan Siliwangi 143, Kalibanteng Kulon, Semarang Barat, Kota Semarang, Selasa (9/10/2018).

“Korban akan langsung kami tangani,” kata Siska. “jadi, supaya pasien kondisinya stabil dan tidak terjadi perburukan, dan masyarakat Kota Semarang juga tidak perlu khawatir karena RSCA sudah bekerja sama dengan Jasa Raharja, BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan, dan BPKS Kesehatan di mana untuk kecelakaan bisa langsung di-cover sampai dengan 20 juta. Selain itu, apabila nanti mungkin biaya berlebih, kita tidak perlu takut, kita ada kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan apabila kecelakaan terjadi saat bertugas atau bekerja. Selanjutnya fasilitas BPJS Kesehatan bisa difungsikan apabila terdapat kelainan atau penyakit lainnya dapat di-cover dengan fasilitas tersebut”, terangnya panjang lebar.

Pelatihan tersebut diharapkan untuk mengantisipasi kesalahan penanganan terutama pada awal mula ditemukannya korban cedera. Terlebih cedera yang berisiko tinggi, “seperti cedera leher, itu kan dekat dengan batang otak di mana hal tersebut berisiko tinggi apabila penanganannya salah. Bisa berakibat cedera yang lebih berat atau bahkan menimbulkan kematian”, ujarnya.

Dia menerangkan, untuk kasus emergency, RS type B ini bisa langsung menerima pasien tanpa harus melalui RS type C dan D. Dalam kesempatan tersebut, ia juga memberikan nomor yang dapat dihubungi oleh peserta pelatihan bila membutuhkan respon cepat ambulan dan tim dalam menjalankan tugasnya membantu Polres. Pihaknya juga menyediakan ambulan gratis untuk korban cedera di area Semarang.

Siska mengakui, meski bertaraf internasional, namun harga disesuaikan dengan kompetitor yang ada di kota Semarang, “Harga kita tidak mahal, cukup bersaing, baik tindakan maupun kamar,” tandasnya, “terutama untuk kamar, kamar kelas premier kita cuma 1,7 juta,” ungkapnya. Komitmen RSCA Semarang juga dibuktikan dengan adanya poliklinik, “Kita ada 22 poli, buka dari jam 8 pagi (08.00) sampai jam 9 malam (21.00),” imbuhnya menerangkan.

General Manager RSCA, dr Siska Sindhu Atmadja, saat memberikan keterangannya kepada wartawan, Selasa (9/10/2018).

Adanya kerjasama antara RSCA dengan Jasa Raharja, dan BPJS merupakan sebuah nilai lebih bagi para personil Bankom yang kerap kali menindaklanjuti informasi kecelakaan. Wakil Ketua Bankom, Budi Cahyono mengakui bahwa dirinya baru mengetahui hal tersebut. Hal ini tentunya mempermudah personil Bankom dalam menjalankan tugas. Selaim itu, Budi juga akan turut mensosialisasikan informasi tersebut pada segenap jajarannya agar bisa diteruskan ke masyarakat.

Menegaskan hal senada, Direktur RS, dr Budi Riyanto dalam paparannya juga menyinggung hal tersebut. RSCA memiliki fasilitas kesehatan yang dapat diakses masyarakat secara luas sebagaimana komitmen RSCA, memberikan layanan terbaik dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Terkait pelatihan yang diikuti oleh Bankom, Budi berharap, hasil pelatihan pertolongan pertama dapat membantu tugas Bankom dalam kegiatan, khususnya pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas.

Dalam kesempatan tersebut, dia mengingatkan, menit pertama bagi korban sangat menentukan keselamatan dan kehidupan korban. Menurutnya, terkadang iktikad baik untuk menolong tidak sesuai kompetensi pelaku dalam praktik penanganan. Dicontohkan dalam kasus fraktur tulang belakang, karena keterbatasan pengetahuan, maka terjadi kesalahan penanganan yang berakibat fatal pada korban. (arh)

Comments

comments