Menyatukan Peran Di Lokasi Bencana, PMI Gandeng Puskesmas

oleh -
Menyatukan Peran Di Lokasi Bencana, PMI Gandeng Puskesmas

sorotindonesia.com | Donggala, – Berbagai persoalan yang dihadapi dalam kebencanaan terus ditangani. Namun demikian, tak sedikit yang bergerak dengan memunculkan kesan heroik sehingga memarginalkan peran potensi lain. Hal ini tak berlaku bagi Palang Merah Indonesia (PMI), kenetralan dalam kegiatan kemanusiaan tetap dikedepankan dengan turut serta menggandeng Pusat Layanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat sebagaimana release yang diterima redaksi (4/11/2018).

Meski telah memiliki dokter dalam tim Pelayanan Kesehatan (Yankes) sendiri, PMI tetap hadir dan berupaya mencukupi layanan kesehatan bagi warga dan masyarakat terdampak korban gempa dan tsunami dengan cara menggandeng Puskesmas Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala membuka camp Pelayanan Kesehatan Dasar Darurat.

Dikatakan oleh Koordinator Yankes, Mahfud, pelayanan kesehatan dasar darurat tersebut merupakan komitmen PMI untuk memberikan yang terbaik, “Ini merupakan bukti keseriusan kami untuk menjaga kesehatan dan memberikan layanan secara prima untuk masyarakat, khususnya di desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala” ungkapnya.

Perlu diketahui, dalam memberikan layanan pada masyarakat, PMI memiliki misi yang harus dipegang teguh dalam pelaksanaannya, yakni sebagai organisasi yang profesional, mandiri, berkarakter, dan dicintai masyarakat. Karenanya memberikan layanan terbaik selalu dikedepankan. Hal lain yang perlu diketahui pula, Camp Yankes Tompe dilengkapi dengan berbagai fasilitas layaknya Rumah Sakit Lapangan seperti, Ruang Observasi, Ruang tindakan, Kamar pasien, Farmasi, pusat informasi, gudang dan ruang perawat atau staff.

Menurut petugas Camp Yankes PMI, dokter Jesi, jumlah masyarakat yang memeriksakan diri di lokasi tersebut cukup banyak, hingga kemarin total pasien yang ditangani sebanyak 752 orang dengan rata rata kunjungan per hari mencapai 40 orang.
“Mayoritas keluhan yang dialami masyarakat atau pengungsi yakni menderita ispa dan diare, hal itu dipicu karena kondisi tubuh drop, didukung dengan cuaca ektrem serta pola hidup yang kurang sehat selama di pengungsian” paparnya.

Dalam penanganannya, observasi dan tindakan cepat langsung dilakukan oleh tim Relawan PMI dengan memberikan perawatan yang sesuai. Bila dirasa obat jalan tidak cukup, maka pasien bisa menjalani rawat inap agar mendapatkan pengawasan ekstra.

Layanan yang ada mendapat sambutan positif masyarakat, Siti Maesaroh misalkan, ia merupakan satu diantara sekian warga Tompe yang tinggal di pengungsian. Saat dimintai pendapat, ia mengaku sangat terbantu dengan adanya layanan kesehatan yang dilaksanakan PMI. Menurutnya, pelayan yang diberikan cukup memuaskan dengan pelayanan yang sangat ramah, cepat dan tepat dalam memberikan tindakan. Sebab itu, ia merasa warga tak perlu khawatir selama tinggal di pengungsian. (arh)

 

Comments

comments