Masyarakat Adat Jayawijaya Tolak KNPB

oleh -
oleh

SII.Jayapura–Mayarakat Adat Jayawijaya menolak keberadaan organisasi masyarakat Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang dipandang telah membohongi dan memprovokasi pemuda di Papua, khususnya di Jayawijaya.

Bahkan masyarakat mendesak aparat keamanan ataupun pemerintah membubarkan organisasi masyarakat tersebut, yang bertentangan dengan keinginan masyarakat adat di Jayawijaya.

“Mereka harus dihapus, dibubarkan. Mereka hanya ingin membohongi masyarakat, karena keinginan mereka, bukan keinginan kami,” tegas Kepala Suku Jayawijaya, Alex Silo Doga dalam keterangan persnya di Jayapura mewakili para Kepala Suku, Senin (23/5) petang.

Alex mengaku menyesal telah mengirimkan generasi pemuda dari Jayawijaya ke Kota Jayapura, apabila hanya untuk berdemo dan mengikuti hasutan kelompok KNPB.

Padahal, generasi ini dikirim ke Jayapura untuk dapat membangun daerahnya kelak. “Saya dan para Kepala Suku menyesal, mereka dikirim dari hasil jual ubi dan hasil kebun. Tapi disini malah seperti ini, mereka demo dan segala macam. Kami sebagai orang tua menyesal,” ucapnya.

Ia pun mempertanyakan aktor dibalik dari aksi-aksi tersebut, yang menghasut pemuda. “Siapa aktornya, mereka tidak punya uang, tapi mereka bisa jalankan demo dan lainnya. Kami tidak mau, harus dibubarkan,” ucapnya.

Alex yang juga sebagai Ketua Dewan Musyawarah Pepera merupakan anak dari salah satu Kepala Suku Silo Sukarno Doga yang merupakan pejuang yang turut mempertahankan NKRI.

“Ada tiga Kepala Suku yang ikut mempertahankan NKRI, termasuk Kurulu Mabel dan Ukumherik Asso. Mereka ini mewakili para Kepala Suku pada masa dulu,” jelasnya.

Ia pun menceritakan, perjuangan para leluhurnya dalam menghadapi tentara Belanda, yang melakukan operasi besar-besaran dikampungnya untuk menangkap Soekarno, Presiden Pertama RI.

“Bapak saya menandatangani mempertahankan NKRI, dan akhirnya mumi-mumi yang ada dibakar. Itu lah pengorbanan kami,” tuturnya.

Sebelum menutup usia, kata Alex, leluhurnya sempat berpesan agar tidak melepaskan NKRI, karena generasi penerus akan mendapatkan penyakit. Maka itu, ia mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama Pemerintah maupun TNI-Polri membangun Papua, agar maju dan masyarakatnya sejahtera.

Sementara itu, Stevanus Wetipo selaku Ketua PKRI Yonserna Trikora Provinsi Papua mengingatkan kepada para pemuda agar tak hanya menuntut hak, melainkan kewajiban.

“Pemuda harus belajar yang positif, supaya bisa membangun Papua kedepan lebih baik,” kata dia.

Ia pun mengapreasiasi para Kepala Suku di Jayawijaya yang bisa mempersatukan kelompok dari Pepera maupun Kelompok-Kelompok yang berbeda paham.

“Anak-anak OPM juga harus diperhatikan, dengan membangun Rumah Sakit, sehingga pembangunan dapat dinikmati bersama. Ini sangat penting,” tuturnya.

Saat ini, PKRI memiliki banyak konsep untuk memperdayakan masyarakat yang kesehariannya mengadalkan hasil kebun di pedalaman. “Pemuda harus belajar untuk mendapatkan skil, sehingga pemerintah memperdayakan membangun Papua,” tutupnya.

 

papuapos.com

Comments

comments

Tentang Penulis: baihaqi

"katakan yang benar meskipun pahit akibatnya.."

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.