Kunjungi PMI, NEA Tawarkan Solusi Pengelolaan Air Kota Semarang

oleh -
Direktur Program Internasional Nedherland Interprice Agency (NEA), Dennis van Peppen memaparkan materi tentang air di Markas PMI Kota Semarang, Jalan Mgr Sugiyopranoto No 35 Kota Semarang, (17/04/2018)
Direktur Program Internasional Nedherland Interprice Agency (NEA), Dennis van Peppen memaparkan materi tentang air di Markas PMI Kota Semarang, Jalan Mgr Sugiyopranoto No 35 Kota Semarang, (17/04/2018).

SEMARANG, – Kementerian Luar Negeri Belanda melalui Palang Merah (PM) Belanda belum lama ini memberikan perhatian terhadap Kota Semarang. Perhatian tersebut berupa tawaran solusi dalam pengelolaan air. Dalam kajiannya, Kota Semarang masuk dalam tiga kota di dunia yang masuk dalam persoalan ini. Disebutkan ketiga kota itu yakni, Khulna (Bangladesh), Chennai (India), dan Kota Semarang (Indonesia). Hal itu diungkapkan Direktur Program Internasional Nedherland Interprice Agency (NEA), Dennis van Peppen saat berkunjung di Markas PMI Kota Semarang, Jalan Mgr Sugiyopranoto No 35 Semarang, kemarin (17/04/2018)

Menurutnya, permukaan tanah di sebagian Kota Semarang mengalami penurunan. Sedangkan permukaan air laut cenderung naik. Hal ini kalau tidak diantisipasi sejak dini akan berbahaya di kemudian hari. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kata dia, dibutuhkan dukungan dan peran nyata dari semua pihak.
“Semua stakeholder bertanggungjawab memperhatikan permasalahan ini,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya mencoba menawarkan suatu gagasan tentang konsep pengelolaan air seperti, sistem drainase, aliran sungai dari hulu sampai hilir serta tata kota. Dikatakan, ia memberikan tawaran konsep sebagaimana keberhasilannya menangani tata kota dan kelola air di beberapa kota besar yang ada di dunia.

Sementara Sekretaris PMI Kota Semarang, Surachman menyambut baik atas inisiatif tersebut. Menurutnya, air merupakan sumber penting dalam kehidupan. Jika tidak mampu dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai macam bencana, di antaranya seperti, banjir serta dampak sosial lainnya.
“Tentunya ini menjadi garapan dan pembahasan bersama. PMI Kota Semarang melihat dari sisi kemanusiaan dan sosial, karena itu memang ranah kami,” ujarnya, “Mereka memberi gambaran tentang ruang lingkup air dan tata kota. Ini ide bagus, tapi butuh keseriusan bersama,” terangnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, gagasan tersebut memiliki kemiripan dengan konsep yang ada dalam program Koalisi Semarang Tangguh Bencana di mana pada praktiknya membutuhkan kerjasama yang kuat. Bahkan, kebijakan dari pemerintah sangat berpengaruh. Sebab, hal ini dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada tata kota.

Dalam diskusi tersebut, terdapat dua utusan dari Belanda yakni, Dennis van Peppen dan penasehat bidang publik PM Belanda, RMW Robert Proos. Sementara dari PMI Kota Semarang, turut mendampingi Surachman, Ketua Program Koalisi Semarang Tangguh, M Edi Waluyo dan sejumlah anggota dan relawan serta perwakilan PMI Jateng. (sorotindonesia.com/arh)

Comments

comments