Kemenko Maritim Gelar Seminar Strategi Komprehensif Sungai Citarum

oleh -
Seminar program percepatan dan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum di Auditorium BPPT, Jakarta
Foto: Prof Wang Hao, Chairman of China Sustainable Development Research Association, Deputi IV Kemenko Maritim Dr Safri Burhanuddin, dan Putri Indonesia Lingkungan 2018 Vania Fitriyanti Herlambang di Seminar program percepatan dan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum sebagaimana tertuang dalam Perpres No.15 tahun 2018, di Auditorium BPPT, Jakarta, Jumat (6/4/2018).

JAKARTA,- Kementerian Koordinator Bidang Maritim RI (Kemenko Maritim), pada hari, Jumat (6/4/2018), menggelar seminar bertemakan A Call For Comprehensive Water Strategy In The Citarum Watershed, dalam rangka mendukung program percepatan dan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden RI No. 15 tahun 2018. Dilaksanakan di auditorium BPPT, Jl. MH Thamrin No. 8, Jakarta Pusat.

Seminar yang didukung oleh Fountain dan dibuka oleh Menko Maritim Luhut Panjaitan melalui Deputi IV Kemenko Maritim Dr Safri Burhanuddin ini, menghadirkan pemateri Professor Wang Hao, Chairman of China Sustainable Development Research Association yang memaparkan Comprehensive Experience of Water Management – Lesson from China Water Management Infrastructure Development. Dilanjutkan dengan diskusi panel Waste Water Management and Integrated Technique of Regional Sponge City Construction dan Waste Management and Waste to Energy. Acara seminar ini dipandu oleh Putri Indonesia Lingkungan 2018, Vania Fitriyanti Herlambang.

Paparan materi lainnya diangkat oleh Profesor Liu Jia Hong, Profesor Zhou Zu Hao dan Yan Dianyi dari China Institute of Water. Diskusi panel pada sesi pertama dan kedua, menghadirkan panelis dari diantaranya, Bappenas, PUPR, ITB, Kementerian LHK, BPPT dan UI (Gabriel Andari Kristanto, Ph.D).

Kegiatan seminar ini menghadirkan kurang lebih 300 orang peserta dari pemerintahan kota dan kabupaten yang dilalui oleh Sungai Citarum, pemerintahan bidang terkait, jajaran Kodam III/Siliwangi, Para Dansektor Satgas Citarum Harum, Polda Jabar serta pegiat lingkungan.

Pada kesempatan pemaparan tersebut, Profesor Wang memberikan sharingnya terkait dengan penataan DAS. “Indonesia rangking lima di dunia yang memiliki tingkat curah hujan. Dari data ini menunjukkan bahwa negara lain lebih sulit dalam pengelolaan air. Yang utama sekarang di DAS Citarum adalah memperhatikan di wilayah hulu sungai. Karena 1 persen perbaikan di hulu akan membawa dampak 7 hingga 8 persen di wilayah tengah hingga hilir,” ujarnya diantara materi yang di bawakan.

Ditambahkan oleh profesor Wang, untuk menjaga dan memecahkan persoalan sumber daya air, perlu ada edukasi serta mengangkat budaya di masyarakat. Diantaranya budaya hemat air.

Tantangan pengelolaan air, menurut Prof Wang, sumber persediaan air tunggal di kota dan jaminan persediaan air tergolong rendah. “Perubahan persediaan air di bendungan mudah sekali kena dampak sehingga kekurangan air dan kualitasnya jadi buruk. Eksploitasi air tanah secara berlebihan mengakibatkan turunnya air tanah dan permukaan tanah,” katanya.

Selain itu, jangkauan air PDAM sangat rendah, dari data yang dibawanya, jangkauan PDAM di perkotaan baru 34 persen. Angka ini di pedesaan lebih rendah lagi. “Daerah Jakarta-Bandung adalah pusat ekonomi, politik, dan kebudayaan serta pertukaran informasi internasional di Indonesia. Kebutuhan air berkualitas sangat tinggi, dan indeks penggunaan air mencapai 185 liter/detik. Persediaan air dan kualitas air saat ini belum memenuhi kebutuhan warga lokal,” terang Prof Wang pada bahan paparannya.

“Tingkat polusi sangat tinggi, sedangkan proses pengelolaan air limbah perkotaan masih sangat lemah,” tambahnya.

“Sumber air – Jaringan penyedia air – Pelanggan – Drainase, setiap proses ada masalah masing-masing dan tiada kordinasi antara keempat proses tersebut,” paparnya.

Pada seminar itu juga dibahas tentang konsep penanganan banjir dan sampah di kawasan DAS Citarum. [St]

Comments

comments