Hari Bidan Sedunia, FORBIDES Indonesia Kunjungi Suku Anak Dalam

oleh -

Muara Jambi, sorotindonesia.com – Di Hari Bidan Sedunia 5 Mei kali ini FORBIDES Indonesia kunjungi Suku Anak Dalam, Muara Jambi. Di daerah Bahar Desa Markinding, Trenggalung, (5/5). Lingkungan tersebut didiami oleh 55 KK yang terbagi menjadi dua RT. Mereka saat ini menghuni area kebun sawit, bahkan sebelum area tersebut ditanami pohon kelapa sawit.

Sambutan ramah oleh para Ketua RT dan Kepala Suku bernama Tumenggung cukup hangat dan akrab. Dua anggota FORBIDES Muara Jambi bernama Titin dan Nikmah Dalimonte sejak 10 tahunan melakukan pelayanan kesehatan di wilayah ini. Mulai dari warga tutup pintu rapat-rapat saat dikunjungi, hingga saat ini warga Suku Anak Dalam merasa memerlukan KB, pertolongan persalinan, perawatan ibu Nivas, serta berposyandu. Kader posyandu di luar Suku Anak Dalam turut berpartisipasi di setiap kegiatan.

Dalam momen tersebut, Ketua Umum FORBIDES Indonesia bidan Lilik Dian Eka, dan bidan Darmawaty selaku Bendahara Pengurus Pusat didampingi pengurus Muara Jambi bidan Ade, dan pengurus Kabupaten Marangin bidan Reva.

Kedatangan FORBIDES Indonesia itu dicurhati soal Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang tidak mereka miliki. Tak usah ditanya lagi terkait untuk persyaratan medapatkan KIS. Dari kasat mata saja keadaan mereka sangat mewakili sebagai penerima KIS nomor satu. Sebabnya, adik Tumenggung si Kepala Suku saat ini terkena penyakit kronis. Menderita sakit perut, dengan mata kuning. Disinyalir ada pembekakan hati. Dan harus dibawa ke Rumah Sakit. Dan itu jelas ada beban biaya. Tentunya ini akan memberatkan jika KIS tidak segera diperoleh oleh anggota masyarakat semacam ini.
Soal lain adalah masalah pendidikan. Bidan desa FORBIDES mengajari anak-anak usia TK dan sekolah dasar belajar menggunakan sikat gigi dan belajar berhitung. Tema FORBIDES Indonesia di Hari Bidan Sedunia ini adalah bidan desa Indonesia harus turut serta berpartisipasi dalam berbagai pembangunan warga desa, di suatu desa.

Ketua RT setempat memohon kepada FORBIDES Indonesia tentang kendala proses pendidikan di sana. Pasalnya selaku perangkat kampung dan warga, ia merasa warga telah mengiyakan untuk kegiatan membangun proses belajar mengajar. Seperti halnya Pendidikan Usia Dini, (PAUD), Ketua RT inginkan rumah PAUD dapat digunakan sebagai kelas jenjang sekolah dasar. Hal ini disebabkan ada rasa minder dan rasa takut untuk secara langsung bersekolah di Sekolah Dasar Negeri Pinang Tinggi masih menguasai jiwa anak-anak Suku Anak Dalam untuk emoh bersosialisasi.

FORBIDES memberi solusi-solusi praktis terkait kondisi tersebut. Dan dapat dipahami Tumenggung dan Ketua RT. Bidan desa FORBIDES akan lebih berkomitmen mengawal keinginan belajar Suku Anak Dalam.

FORBIDES Indonesia dalam momen Hari Bidan Sedunia ini mendapatkan banyak inspirasi besar. Bahwa sekali lagi bidan desa dipandang oleh warga dapat membangun posisi strategis mencapai perubahan desa dan nasib rakyat desa dewasa ini.

Hal tersebut juga disampaikan di posyandu mawar dan melati, di desa Ujung Tanjung, Bahar Selatan, sebuah area lahan besar yang pernah dijadikan sasaran daerah transmigrasi pada tahun 1992.

FORBIDES Indonesia meyakini, bakal menjadi bagian agenda perubahan. Khususnya makna 5 Mei 2017, yaitu, bidan desa harus terlibat aktif membangun potensi perubah atas kondisi yang tidak mungkin dipikirkan sebelumnya. Dan kami sampaikan oleh-oleh perjuangan ini kepada khalayak.

Bidan desa terus bekerja keras menunjukkan elan perjuangan.

Satu harapan, Di Hari Kartini tanggal 21 April 2017 lalu bidan desa mendapatkan pernyataan dari orang nomor satu di Indonesia, bahwa seluruh bidan desa diproses jadi PNS. Tanpa ada batasan usia.

Selamat Hari Bidan Sedunia..

Comments

comments