FKPT Jateng; Peran Pemuda Saat Ini Tangkal Radikalis dan Teroris

oleh -

Temanggung, [ Sorot Indonesia ] – Peran pemuda dalam sejarahya sangat menentukan nasib bangsa. Untuk itu, dalam penanggulangan radikalisme-terorisme lebih tepat dimulai dari unsur kepemudaan. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua FKPT Jateng, Dr H Budiyanto SH MHum dalam lawatannya membangun komunikasi dan kerjasama dengan organisasi pemuda di Pondok Lesehan Kampung Sawah (04/04/2018). Ia mengingatkan, di masa lalu pemuda mengikrarkan diri untuk mewujudkan persatuan bangsa dan melahirkan Indonesia secara de jure, “ringkasnya, negara ini ada karena pemuda” kata pria yang pernah menjabat ketua KNPI Jawa Tengah dengan tegas, “maka pada saat ini, peran pemuda menangkal radikalisme dan terorisme yang mengancam persatuan bangsa” lanjutnya.

Mengingatkan fakta sejarah di masanya PKI, dan DI TII memberontak dengan cara kekerasan. Ia berpendapat, baik PKI, DI TII maupun teroris memiliki kesamaan gerakan, yakni kekerasan. Namun karena era yang berbeda, maka teknik, skala dan dampak yang ditimbulkan juga berbeda, “hal ini harus kita waspadai” tandasnya. Terhadap para pemuda Ketua FKPT Jateng yang saat ini menjadi dosen FIS Unnes memberikan nasehat, “kekerasan jangan dilawan dengan kekerasan” tuturnya. Menurutnya, dalam persoalan radikalisme-terorisme, pemuda harus menjadi garda terdepan dengan mencegah. Jadi, upaya-upaya yang lembut dan penuh kasih sayang harus dikedepankan. Sebab, dengan adanya tindakan yang lunak, maka peran pemuda dalam menyatukan elemen kepemudaan untuk kreatif, inovatif dan giat dalam membangun bangsa dapat terwujud, “KNPI berfungsi untuk menyatukan kader bangsa, mempersatukan dan mendidik untuk menjadi negarawan dan bukan politisi” tegasnya.

Melakukan pendekatan dengan maksud memberikan pemahaman, upaya-upaya dialog tentang bahaya terorisme telah dilakukan oleh KNPI Temanggung. Dikatakan oleh Ketua KNPI Temanggung, Mastur, program LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) dengan segmentasi peserta pelajar SMA sederajat dan OKP (Organsasi Kepemudaan) menjadi salah satu cara. Yang mana terdapat materi penguatan ideologi bangsa. Wawasan kebangsaan dan nasionalisme misalkan. Menurutnya cukup mengena, mengurangi, dan bahkan menangkal radikalisme. Lain itu, lomba lintas alam dengan maksud memupuk rasa cinta tanah air dan menumbuhkan pemahaman tentang pentingnya kebersamaan dan kerjasama dalam keberagaman.

Sementara, Ketua KNPI Kota Magelang, Riza Fajar Budiono menyatakan bahwa radikalisme memiliki akar sejarah yang kuat dari berbagai agama dan negara. Salah satunya ia menyebutkan di dalam Islam terdapat sejarah Abdurrahman bin Muljam dan golongan Khawarij. Ia berpendapat bahwa radikalisme-terorisme bisa muncul dari berbagai agama. Agama memiliki kecenderungan individualis, dan radikalis karena adanya pemahaman yang tekstualis. Dalam siaran pers tersebut, ia mengungkapkan telah mencoba melakukan pemberdayaan desa terkait peningkatan kapasitas pemuda sebagai upaya mencegah radikalisme-terorisme.

Ketua KNPI Kabupaten Magelang, Ariyato menegaskan bahwa apa yang pernah dinyatakan Bung Karno memang benar. Masa melawan penjajah lebih mudah dengan lawan yang jelas, sedangkan di masa sekarang ini menjadi susah karena berhadapan dengan bangsa sendiri, dan tidak tampak.

Hal tersebut diperjelas oleh Ketua KNPI Kabupaten Kebumen, Beniyanto AS. Ia mengungkapkan sebagai orang yang menyaksikan baku tembak antara densus dengan teroris yang terjadi di Kebumen, “Ketua Gafatar Jateng yang telah bertaubat dan dipulangkan juga orang Kebumen” kata ia, “ayo..! Bangun dialog, bicarakan persoalan kenegaraan ini agar terselesaikan bersama” tukasnya.

Demikian pula di Purworejo, pada 2 tahun lalu ada penangkapan terhadap seseorang yang terindikasi terlibat teroris. Terbukti selama 6 bulan masa pengintaian Densus 88 dan jauh sebelumnya pernah menyembunyikan Nurdin M Top di waktu buron. Setelah bertaubat, ia didampingi oleh Musyafak untuk bisa kembali beraktifitas seperti lazimnya masyarakat. Hal tersebut ia lakukan sebelum menjadi ketua DPD KNPI Purworejo. (sorotindonesia.com/arh)

 

Comments

comments