ASBIHU NU Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Pembimbing Haji dan Umroh

oleh -

SEMARANG – Menyempurnakan rukun Islam kelima adalah impian bagi setiap umat muslim, sedangkan tugas para Ulama adalah membimbing jamaah agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar. Lebih dari itu menjaga amaliah dan aqidah para jamaah juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Asosiasi Bina Haji dan Umroh Nahdlatul Ulama (PP ASBIHU NU), KH Musthofa Aqil Siradj, pada saat memberikan sambutan pembukaan kegiatan pelatihan dan sertifikasi bagi pembimbing ibadah haji dan umrah di Semarang, Selasa (23/01/2018), di Convention Hall UTC Hotel Jalan Kelud Raya No 2, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

“Hal yang perlu diperhatikan selain membimbing pelaksanaan haji, adalah perlunya menjaga aqidah ahlussunah wal jamaah jama’ah haji.” kata Kiai Musthofa. Dijelaskannya, “Perlu diketahui bahwa di berbagai tempat ziarah yang ada di sana (Makkah dan Madinah) banyak beredar buku-buku yang membid’ah-sesatkan Amaliah ahlussunah wal jamaah lengkap dengan dalilnya.” Ungkapnya.

“Karena tugas NU ada dua, yaitu ri’ayatul wathan (menjaga tanah air / negara) dan ri’ayatul ubudiyyah (menjaga ibadah Islam ahlussunah wal jamaah), NKRI ini ada karena peran Ulama,” tegasnya.

Adik Ketua Umum PBNU tersebut juga menekankan, Ahlussunah Waljamaah (ajaran Nabi Muhammad, para sahabat Nabi, salafus shalih dan ulama yang sejalan secara keilmuan) yang menjadi pedoman utama NU dan mayoritas umat Islam di Indonesia. Sementara dari segi politik NU menganut politik kenegaraan yang sesuai dengan konsep bhineka tunggal ika, NU terus berkomitmen menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kita harus tetap mencintai dan menjaga NKRI dalam kondisi apa pun. Kita juga berkewajiban menjaga masyarakat dari akidah yang tidak sama dengan Ahlussunah Waljamaah,” paparnya.

Selain itu, Kiai Musthofa juga berterima kasih atas adanya peraturan yang dibuat oleh pemerintah tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umroh, “Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah dalam hal ini Menteri Agama RI yang telah mengeluarkan Permenag yang menegaskan pembimbing haji dan umroh harus lulus sertifikasi,” ucapnya.

Menutup sambutan, Kiai Mustofa juga mengungkapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang yang telah bersedia bekerja sama dengan Asbihu NU.

Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Prof Dr H Muhibbin dalam kesempatan tersebut turut memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Muhibbin mengingatkan pentingnya sertifikasi dan syarat administrasi bagi pembimbing haji dan umroh.

“Administrasi ini penting, meskipun semua pembimbing sudah kompeten dalam hal ilmu agama,” ujarnya, “Jadi, para peserta harus mengikuti kegiatan sertifikasi pembimbing haji profesional dari awal hingga akhir,” pesan Muhibbin.

Selanjutnya, Guru Besar UIN Wali Songo tersebut juga mengingatkan pada para assessor dalam metodologi. “Nanti, dalam pelatihan ini lebih diutamakan dalam bentuk bahsul masail saja. Mengingat para peserta merupakan orang yang memiliki kompetensi di bidang ilmu agama,” terangnya mengingatkan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan secara kerjasama dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo dan dibuka secara resmi oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama RI, Prof Dr H Nizar Ali MA. [AR Hidayat_SorotIndo]

Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Prof Dr H Muhibbin, saat memberikan sambutannya digelaran pelatihan dan sertifikasi pembimbing haji dan umroh yang diadakan PP ASBIHU NU, Selasa (23/1/2018).
Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Prof Dr H Muhibbin, saat memberikan sambutannya di pembukaan pelatihan dan sertifikasi pembimbing haji dan umroh yang diadakan PP ASBIHU NU, Selasa (23/1/2018).

Comments

comments