2 Ton Ikan Mati Dalam Sehari di Waduk Saguling, Ini Penyebabnya…

oleh -

Kabupaten Bandung Barat – Kemarau yang datang lebih cepat menyebabkan debit air Waduk Saguling menurun. Saat ini kedalaman air di daerah Mukapayung setinggi 15 meter yang biasanya mencapai 50 meter lebih.

Senin pagi kemarin terdapat laporan kematian ikan secara terus-menerus di daerah Mukapayung yang awalnya hanya puluhan hingga ratusan kilo kilogram. Tim dari Dinas Perikanan Kab. Bandung Barat berkoordinasi dengan Balai Karantina Ikan (BKIPM) Bandung untuk menindaklanjuti laporan warga sekitar Saguling dan menganalisa kematian ikan yang terjadi.

Setelah terjun langsung ke lokasi, data parameter kualitas air di lokasi kejadian menunjukan kadar keasaman yang tinggi yaitu 5,6 dan oksigen hanya 3,5 ppm sedangkan kadar normal pH di air tawar adalah 7, oksigen di atas 5 ppm. Kadar amonia dalam air juga mencapai 1 ppm yang seharusnya paling tinggi 0,05 ppm. Kondisi di lapangan saat terjadi laporan warga memang terjadi hujan dan pada saat itulah ikan terlihat megap-megap atau kekurangan oksigen. Sekitar ratusan karamba jaring apung di wilayah tersebut diketahui mempunyai kepadatan ikan yang cukup tinggi dan tidak memungkinkan jika kepadatannya dikurangi.

rendahnya debit air di waduk saguling

Kepala BKIPM Bandung, Dedy Arief H mengatakan, ” Hasil koordinasi yang baik Dinas Perikanan Kab. Bandung Barat kami respon dan dugaan awal kematian ikan tersebut adalah pengaruh perubahan lingkungan yang sangat signifikan akibat kemarau berdasarkan analisa data yang diperoleh. Pada kondisi amoniak tinggi dan terjadi hujan, maka kemungkinan upwelling akan terjadi sehingga terjadi pengadukan bahan organik di bawah karamba yang naik dan menimbulkan racun H2S. Terhadap ikan yang mati kami akan lakukan diagnosa laboratorium untuk memastikan apakah ada virus yang menyerang atau hanya pengaruh perubahan lingkungan yang ekstrem saja.” terang Dedy saat memberikan keterangan di kantornya, Selasa (26/9/2017).

Pada kesempatan itu Dedy memberikan sarannya, “Kami menghimbau agar petani ikan karamba di Waduk Saguling mengurangi kepadatan ikan dan meninggikan jaring agar tidak terjadi persaingan oksigen, karena cara itu untuk mengurangi kematian ikan. Terhadap ikan yang mati harus segera diambil dan dikubur atau dibakar agar tidak menimbulkan penyakit menular terhadap ikan lainnya,” ujarnya.

Karamba ikan di Waduk Saguling
Ikan karamba di Waduk Saguling terancam banyak yang mati akibat dari debit air yang rendah serta cuaca yang ekstrim

Dedy juga mengajak berbagai pihak untuk bahu membahu menghadapi persoalan ini, “Terhadap perusahaan penyuplai pakan diharapkan dapat memberikan bantuan hingga keadaan pulih agar customer pakan/ pembudidaya ikan tetap survive dan semangat serta tidak putus asa,” ajak Dedy. (*)

 

Comments

comments